Halaman

Disiplin, Percaya Diri, dan Tangguh Adalah Kunci Kesuksesan

Welcome

Living with Integrity (Memercayai,Mengatakan dan Melakukan yang Benar sesuai Panggilan Allah)

20 Agustus 2015

GANGGUAN PENCERNAAN BAYI

 
Kenali gangguan sistem pencernaan pada bayi dan balita dan cara mengatasinya.

1. IRRITABLE BOWEL SYNDROME

Gangguan fungsi seluruh sistem pencernaan bayi sehingga menyebabkan sakit perut, sembelit, atau diare. Penyebabnya belum diketahui pasti. Beberapa ahli memperkirakan berkaitan dengan kontraksi usus yang tidak normal.

Gejala: kebiasaan buang air besar (BAB) berubah, lebih sering jika diare dan lebih jarang jika sembelit.

Atasi dengan: Menghentikan pemberian makanan atau minuman yang memicu timbulnya gejala, seperti yang banyak bumbu, terlalu manis, asam atau asin.

2. HIPERTROFI PILORUS STENOSIS (Hypertrophy Pyloric Stenosis)

Penyebabnya karena kelainan saluran pencernaan, ditandai penyempitan saluran usus 12 jari akibat penebalan otot dinding usus, yang mengakibatkan makanan akan dimuntahkan kembali oleh bayi.

Gejala: Muntah yang biasanya muncul saat bayi berusia 2–12 minggu.

Atasi dengan: Menjalani operasi kecil pada otot-otot pilorus yang disebut pyloromyotomy. Operasi dilakukan dengan menyayat, tidak memotong otot pilorus yang menebal untuk melebarkan saluran.

3. SAKIT PERUT BERULANG

Sering dialami anak usia 3 tahun. Bayi akan rewel karena belum mampu mengemukakan keluhannya. Penyebabnya bisa gangguan psikologis, sosial, dan lingkungan yang memicu stres, seperti hari pertama sekolah.

Gejala: Sakit perut berulang yang berupa serangan nyeri perut tiga kali atau lebih selama lebih dari tiga bulan dan mengakibatkan gangguan aktivitas.

Atasi dengan: Mencari faktor penyebab utamanya. Bila disebabkan faktor psikis, konsultasikan kepada psikolog anak.

4. DIARE KARENA ALERGI

Penyebabnya alergi terhadap protein susu sapi.

Gejala: Diare berlendir dan terkadang terdapat darah, kulit gatal kemerahan dan batuk berdahak.

Atasi dengan: Menghentikan pemberian susu sapi kepada bayi dan menggantinya dengan susu kedelai atau susu khusus yang proteinnya telah diproses. Hindari produk makanan yang mengandung susu sapi.

5. RADANG USUS BUNTU

Dalam istilah medis disebut Appendicitis atau peradangan pada appendiks (usus buntu). Penyebabnya karena ada sebagian kotoran di usus atau sisa makanan terperangkap di dalamnya. Apendiks yang radang akan menyebabkan nyeri dan membuat usus rentan pecah.

Gejala: Sakit perut, terutama dimulai di sekitar pusar dan bergerak ke samping kanan bawah, nafsu makan menurun, mual dan muntah, diare dan demam.

Atasi dengan: Dilakukan operasi dengan membuka dinding perut untuk memotong dan membuang apendiks atau usus buntu yang meradang tersebut

6. USUS TERLIPAT

Ini terjadi bila satu bagian usus masuk ke dalam usus yang terletak di atasnya dan terjadi secara spontan. Banyak dialami bayi yang usia 5-10 bulan. Penyebabnya belum diketahui.

Gejala: Bayi menangis, muntah berupa cairan hijau, diare berdarah, dan bila ususnya sudah tersumbat total, bayi tidak dapat buang angin dan buang air besar.

Atasi dengan: Memberi cairan kontras untuk mengetahui bagian usus yang terlipat atau dilakukan tindakan pembedahan.

7. PERDARAHAN SALURAN CERNA ATAS

Bayi menunjukkan cairan muntah disertai bercak darah segar atau darah yang berwarna kehitaman seperti kopi, akibat darah yang mengalami denaturasi oleh asam lambung. Penyebabnya karena ada luka tukak dan duodenum (pada usus 12 jari) atau ada varises pada kerongkongan yang pecah.

Gejala: Muntah darah dan kotoran (feses) yang dikeluarkan saat buang air besar berwarna hitam.

Atasi dengan: Membawa bayi ke dokter atau rumah sakit terdekat.

8. ATRESIA BILIER

Gangguan sistem pencernaan yang kerap dialami bayi di minggu pertama lahir. Gangguannya berupa penyumbatan total aliran empedu akibat saluran empedu hilang sebagian atau seluruhnya. Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun diduga berkaitan dengan infeksi oleh virus Sitomegalo Rubella, Rotavirus, dan Reovirus tipe 3.

Gejala: Bayi kuning sejak lahir, buang air kecil berwarna coklat dan buang air besar berwarna putih seperti dempul.

Atasi dengan: Membawa bayi ke dokter, karena biasanya diatasi dengan tindakan operasi, tidak cukup dengan menjemur bayi yang kuning selama 2-3 minggu.

9. GANGGUAN PENCERNAAN LAIN

- Refluks. Dialami oleh 50% bayi usia kurang dari 3 bulan dan 5% oleh bayi usia 10-12 bulan.
- Diare karena infeksi. 70% kasus diare akut pada bayi disebabkan infeksi rotavirus.
- Kolik infantile. Dialami sekitar 20% bayi usia 2 minggu sampai 4 bulan.
- Intoleransi laktosa. Banyak ditemukan pada bayi dan dapat hilang setelah anak berumur 3-4 tahun.
- Sembelit. Lebih sering ditemukan pada anak prasekolah dan anak sekolah.
- Kembung. Pada bayi umumnya karena sistem pencernaannya belum berkembang dan berfungsi dengan baik.
- Cegukan. Cegukan banyak dialami bayi karena belum “pandai” makan dan minum.

sumber: www.ayahbunda.co.id

BAGAIMANA MERAWAT ANAK DEMAM DI RUMAH?

Ukurlah suhu tubuh anak anda dengan termometer. Penilaian suhu melalui sentuhan tangan sangat tidak akurat. Jangan berpikir bahwa keparahan penyakit tergantung dari tingginya demam. Banyak penyakit berat dan mematikan yang tidak disertai dengan demam tinggi.

Hal-hal yang harus diperiksa saat anak ada demam adalah:

1. WARNA KULIT

- Perhatikan warna kulit, bibir dan lidah, apakah ada perubahan warna?
- Anda harus khawatir jika bibir tampak biru atau pucat, dan kulit berbercak-bercak seperti marmer.

2. TINGKAT AKTIVITAS ANAK

- Apakah anak sadar dan respon penuh?
- Apakah anak sangat lemas dan sulit untuk bangun?
- Apakah anak menangis dengan kuat ataukah lemah?
- Apakah anak masih dapat berkomunikasi dengan baik seperti biasa dan main seperti biasa?

3. KECUKUPAN CAIRAN (HIDRASI)

- Apakah asupan cairan cukup?
- Apakah anak masih dapat minum?
- Apakah mulut dan lidah tampak basah?
- Apakah jumlah air seni berkurang?
- Apakah frekuensi berkemih berkurang?
- Apakah cubitan kulit perut kembali dengan cepat?
- Apakah anak muntah hijau?

4. POLA NAPAS

- Apakah napas anak tampak cepat?
- Apakah saat napas anak merintih?
- Apakah terdapat tarikan dinding dada saat bernapas?

5. POLA DEMAM

- Apakah anak demam lebih dari 5 hari?
- Apakah anak anda berusia kurang dari 3 bulan dan demam lebih dari 38 C?
- Apakah usia anak 3-6 bulan dan demam lebih dari 39 C?

6. PERHATIKANLAH SENDI-SENDI

- Adakah pembengkakan sendi?
- Apakah gerakan anak terbatas karena terdapat kelumpuhan atau nyeri tungkai?

7. TANDA LAIN

- Perhatikan adakah perdarahan?
- Leher yang kaku?
- Atau ubun-ubun yang membonjol?

KAPAN PERLU MEMBAWA ANAK KE DOKTER?

- Usia anak kurang dari 3 bulan (kecuali anak anda pasca imunisasi DPT, demam dapat disebabkan karena efek samping imunisasi).
- Demam lebih dari 40,5 C
- Anak sulit dibangunkan
- Leher kaku
- Tidak mampu makan, menelan dan mengeluarkan banyak liur
- Kesulitan bernapas (sesak napas)
- Bercak-bercak biru keunguan pada kulit.
- Anak mengeluh rasa nyeri atau terbakar saat berkemih.
- Anak kejang
- Anda merasa ada yang tidak beres dan perlu pendapat dokter untuk menilainya

ANDA DAPAT MERAWAT ANAK DEMAM DENGAN CARA:

- Memberikan obat penurun panas
- Memberian cairan yang cukup, minum sedikit-sedikit tapi sering.
- Gunakan pakaian yang ringan, jangan membungkus anak berlebihan.
- Jika anak kedinginan dan menggigil dapat diselimuti dengan selimut yang tidak tebal.
- Jangan memberikan obat demam secara rutin, pantaulah pola demam anak dan berikan obat demam bila perlu.

sumber: www.milissehat.web.id

LIMA TIPS JITU MEREDAKAN TANGISAN BAYI



Semua orang tua yang sedang memiliki bayi pasti tertarik dengan topik ini. Terkadang di tengah malam yang hening, tiba-tiba si bayi menangis keras dan sulit dihentikan. Berikut ini cara-cara Dr Harvey Karp untuk meredakan tangisan bayi.
Sejak bayi lahir hingga 3 bulan pertama, Dr Harvey menamakannya sebagai Trimester Keempat. Mengapa demikian? Karena pada masa itu bayi masih melakukan penyesuaian dengan lingkungan baru di luar rahim. Pada dasarnya bayi menangis ada alasannya, misalnya lapar, sakit perut, mengantuk, kegerahan, kedinginan, ingin digendong, atau bosan. Bila kita sudah menerka-nerka dan melakukan berbagai cara untuk menjawab tangisannya namun tangisan tidak bisa diredakan juga, berikut ini beberapa tips dari Dr Harvey Karp.

Dalam videonya The Happiest Baby On The Block, Dr Karp menjabarkan cara-cara meredakan tangisan bayi yang disingkat menjadi 5S. Apa saja 5S itu?

1. SWADDLING (BEDONG)

Bedong dapat meredakan tangisan bayi karena membuat hangat dan terdekap, serasa seperti masih di dalam rahim. Perhatikan cara membedong yang baik karena bedong yang terlalu kencang tidak baik untuk bayi. Pilihlah bahan kain yang nyaman agar bayi tidak kepanasan.

2. SIDE/STOMACH POSITION

Bila bedong saja belum cukup, gendong bayi dalam posisi miring atau tengkurap. Secara refleks, tangisan bayi akan mereda.

3. SWINGING

Ayunan lembut dapat menenangkan bayi, tetapi ayunan yang paling ampuh untuk meredakan tangisan bayi adalah jiggling, yaitu mengayunkan badan bayi secara lembut sekali dengan gerakan ke kiri dan ke kanan, sehingga kepala bayi terayun seperti gerakan geleng-geleng kepala lembut. Lakukan perlahan, hal ini aman bila tidak dilakukan dengan gerakan kencang.

Untuk lebih jelasnya bagaimana melakukan jiggling, simaklah video ini --> http://youtu.be/QCg4EsJM6vc . Cara ini ampuh untuk meredakan tangisan bayi dalam sesaat. Jiggling dapat dilakukan pada bayi yang tengkurap ataupun terlentang.

4. SHUSHING

Shushing adalah membuat suara “sus….” yang panjang di telinga bayi. Suara ini adalah suara white noise yang ampuh untuk meredakan tangisan bayi. Suara shushing ini mirip dengan suara yang didengar bayi ketika ia masih berada di dalam rahim.

5. SUCK

Suck (menghisap) adalah salah satu kegemaran bayi. Bayi butuh menghisap sesuatu. Bila tidak ada empeng, untuk kondisi darurat biarkan bayi menghisap jari kita untuk menghentikan tangisannya. Namun pastikan jari Anda benar-benar bersih. Lakukan “S” kelima ini hanya bila terpaksa.

sumber: http://id.theasianparent.com/
— with Susy Susanti.

ULASAN DOKTER TENTANG OBAT BATUK UNTUK BAYI


Bayi terkena penyakit batuk pilek tentunya kasihan sekali. Ia jadi tidak dapat tidur nyenyak dan rewel. Sebagian disertai demam, serta beresiko terkena infeksi telinga. Ayah dan ibu tentunya ingin bidadari kecil ini segera sembuh dari penyakit ini. Bolehkah memberikan obat batuk pada bayi?

Kali ini, kami menanyakan seputar obat batuk pilek untuk bayi, kepada Dokter Spesialis Anak, dr. Edward Surjono, Sp.A. Berikut ini adalah ulasannya.

BATUK PILEK DAPAT TERJADI 10 KALI DALAM SETAHUN

Batuk atau pilek pada anak – anak adalah hal yang biasa dan lumrah terjadi. Dalam setahun batuk pilek bisa terjadi hingga 10 kali bahkan lebih, terutama pada anak yang memiliki bakat alergi.

Tidak semua batuk pilek perlu diberikan obat. Selama anak tetap aktif, makan/minum seperti biasa, bermain seperti biasa dan tidur tidak terganggu, ia tidak perlu diberikan obat.

Yang penting, ketahuilah penyebabnya. Misalnya, apakah anak memiliki turunan alergi? Sering bersin di pagi hari? Apakah kulitnya kemerahan/sensitif? Apakah ia memiliki penyakit asma?

BAGAIMANA POLA HIDUP SEHAT UNTUK MEMINIMALKAN PENYAKIT BATUK?

Biasakanlah pola hidup yang baik dan bersih agar anak tidak batuk karena debu. Hal-hal kecil yang sering kita tidak sadari misalnya ketika kita bersih-bersih rumah.

Bila sedang menyapu, ganti gorden, atau sprei, anak harus berada di luar kamar. Bila debu terlalu banyak, sebaiknya jangan disapu tetapi langsung divakum atau dipel. Begitu pula kemoceng sebaiknya dihindari, gunakanlah lap basah sebagai gantinya.

Boneka berbulu yang menjadi sarang debu harus sering dibersihkan, atau disingkirkan dan dibungkus plastik. Rak buku, lemari baju, kipas angin, serta AC juga harus rajin dibersihkan.

Bila anak Anda tidur menggunakan AC di malam hari, sebaiknya AC tidak nonstop. Gunakan timer untuk mengatur lama penggunaan AC. Gunakan selimut atau baju lengan panjang dan celana panjang dengan kaos kaki, bila diperlukan.

APAKAH OBAT BATUK YANG BAIK UNTUK BAYI, DAN MULAI USIA BERAPA BOLEH DIBERIKAN?

Tidak semua batuk pilek butuh obat. Apabila mengganggu sekali dapat diberikan obat batuk pilek yang paling ringan seperti salinase / Nacl 0.9 % atau “air garam steril” yang tidak mengandung bahan yang berbahaya.

Cairan ini aman dan dapat diberikan kapan saja dengan tetesan berapapun juga, bila terkena mata pun tidak mempunyai efek samping.

Obat-obat batuk pilek lainnya, sebaiknya dihindari bila tidak diperlukan atau dengan pertimbangan tertentu setelah konsultasi dengan dokter masing-masing.

APA BENAR BAYI YANG MENYUSU ASI BISA SEMBUH BILA IBUNYA YANG MINUM OBAT BATUK?

Bayi tidak akan mendapatkan efek bila obat batuk pilek diberikan kepada ibu, karena obat-obatan jenis ini tidak dikeluarkan melalui ASI. Andaikan ada yang tersalurkan lewat ASI-pun, jumlahnya sangat sedikit sekali sehingga hampir tidak ada.

Ada beberapa obat batuk yang tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui, jadi perhatikan label obat baik-baik dan bila ragu konsultasikanlah ke dokter terlebih dahulu.

dr. Edward Surjono, Sp.A
- Staff pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya
- RS Grha Kedoya, Jalan Panjang Arteri no 26, Kedoya, Jakarta Barat. Telp. 021-29910999

sumber: http://id.theasianparent.com/
— with Susy Susanti.

KENAPA BAYI BARU LAHIR SERING BANGUN TENGAH MALAM?








 
Tidak sedikit orangtua baru yang merasa stres karena kurang tidur setelah memiliki bayi. Mereka jadi kerap bangun malam akibat pola tidur bayi yang belum teratur. Kenapa bayi sering bangun tengah malam? Berapa lama bayi sebenarnya tidur? Yuk pahami pola tidur buah hati baru Anda.

Dokter anak Steven Dowshen dari Alfred I. du Pont Hospital for Children menjelaskan ada penyebabnya kenapa bayi baru lahir rata-rata terbangun di malam hari. Hal itu karena bayi baru lahir belum bisa membedakan antara siang dan malam. Lambungnya yang kecil juga belum bisa menampung ASI atau susu formula cukup banyak untuk membuat mereka kenyang dalam jangka waktu lama.

Seperti dikutip dari Kids Health, bayi baru lahir membutuhkan makanan setiap beberapa jam. Tidak peduli itu apakah siang atau malah hari, mereka pasti akan bangun dan menangis saat merasa lapar.

BERAPA LAMA BAYI BARU LAHIR TIDUR?

Bayi yang baru lahir tidur selama 16 jam setiap harinya (atau bahkan lebih). Bayi baru lahir punya fase tidur yang berbeda yaitu mengantuk, gerakan mata cepat (REM: Rapid Eye Movement), tidur ringan, tidur nyenyak dan tidur yang sangat nyenyak. Seiring pertumbuhannya, tahapan tidurnya itu pun akan meningkat.

Memang awalnya orangtua baru bisa sangat stres menghadapi pola tidur bayi yang hanya bisa tidur nyenyak selama 3-4 jam ini. Sabar adalah kuncinya. Saat bayi semakin besar, dia akan beradaptasi dengan lingkungan di luar janin.

Bayi yang baru lahir juga harus diperhatikan kebutuhan makanannya. Cukup banyak dokter anak yang menyarankan pada para ibu agar tidak membiarkan bayi baru mereka tidur terlalu lama sehingga tidak disusui. Artinya ibu harus menawari bayi ASI setiap 3-4 jam atau bahkan lebih sering pada bayi yang berat badannya kurang atau lahir prematur. Perlu diketahui, bayi ASI juga akan lebih cepat lapar ketimbang bayi yang minum susu formula. Hal itu karena ASI lebih cepat dicerna oleh bayi. Sehingga bayi ASI setidaknya harus disusui setiap dua jam di minggu pertama kelahirannya.

BAGAIMANA BAYI SEHARUSNYA TIDUR?

Agar bayi terbiasa dengan waktu tidurnya, jadikanlah hal itu sebagai rutinitas. Namun perlu diingat, butuh waktu beberapa minggu untuk otak bayi bisa membedakan antara siang dan malam. Tidak ada trik khusus bagaimana agar proses itu bisa terjadi lebih cepat, kecuali Anda terus konsisten dengan rutinitas yang sudah diterapkan.

Selain waktu tidur, yang juga perlu diperhatikan adalah situasi bayi ketika tidur. Ciptakan lingkungan yang aman untuk bayi. Jangan taruh benda yang bisa membuatnya sulit bernapas, seperti mainan, bantal atau selimut. Agar bayi tetap hangat, tanpa selimut, gunakan saja baju dan celana panjang.

Posisi tidur bayi juga perlu diperhatikan. Tahun 1992 American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bayi agar tidur dengan posisi miring atau terlentang untuk mengurangi risiko kematian mendadak pada bayi (SIDS).

Namun saat bayi berusia 5-6 bulan, rata-rata bayi sudah bisa berguling ke sisi kanan kirinya. Sehingga orangtua perlu memberikan pembatas bagi bayinya, terutama saat tidur di malam hari. Namun biasanya risiko SIDS sudah mulai berkurang saat usia tersebut.

MEMBUAT BAYI BARU TIDUR DI MALAM HARI

Anda bisa membuat bayi baru terbiasa dengan situasi di luar janin pasca ia lahir dengan menghindari memberinya terlalu banyak stimulasi saat disusui atau diganti popoknya. Usahakan Anda tidur dengan lampu yang tidak terlalu terang. Jangan ajak bayi bermain atau terlalu banyak bicara dengannya. Hal-hal yang Anda lakukan itu akan membuatnya berpikir kalau malam hari adalah waktunya tidur.

Bayi yang terlalu lelah di siang hari dapat membuatnya sulit tidur di waktu malam. Membuat bayi terus terjaga di siang hari agar dia bisa lelah dan tidur nyenyak di malam hari, justru malah tidak akan membuatnya tidur nyenyak.

Saat akan tidur, lakukan rutinitas yang memang dilakukan menjelang tidur seperti membacakannya buku atau menyanyi. Meskipun si kecil masih terlalu muda untuk memahami kalau itu adalah sebuah rutinitas, setidaknya Anda sudah melakukan pola yang benar dan bermanfaat saat dia mulai besar.

Ketika bayi mulai rewel, tidak apa-apa Anda menggendong, memeluk dan bernyanyi untuk menenangkannya. Di bulan pertama kelahirnya, 'memanjakan' si kecil bukanlah suatu masalah. Malah penelitian menunjukkan bayi yang sering digendong risiko mengalami kolik dan rewel menurun.

sumber: http://health.detik.com/
— with Susy Susanti.

RADIASI PONSEL GANGGU PERKEMBANGAN OTAK BAYI


 






















        Walau bayi belum bisa menggunakan ponsel, tetapi paparan ponsel yang digunakan orang lain didekatnya ternyata berdampak buruk pada perkembangan otaknya. Terutama pada bayi berusia kurang dari 6 bulan.



Di usia 0-6 bulan, otak bayi sedang pesat berkembang. "Bukan hanya sel-sel dan kabelnya saja, tapi perkembangan otaknya juga dipengaruhi oleh sistem kelistrikan otak. Radiasi ponsel bisa mengganggu proses ini," kata dr.Ahmad Suryawan, Sp.A (K), dalam workshop bertema Managing Nutrition for Children to Embrace the New Parenting Trends yang diadakan FrieslandCampina di Denpasar, Bali (14/6/14).

Dokter yang akrab disapa dengan dokter Wawan itu menambahkan, ketika ponsel mulai dipakai luas pada 10-15 tahun lalu, para ahli banyak menyoroti efek ponsel pada tumor otak orang dewasa. Tetapi kini yang banyak disorot adalah pengaruhnya pada anak-anak.

"Kalau pada orang dewasa otaknya sudah terbentuk bagus. Tetapi anak-anak otaknya masih berkembang. Apalagi di usia kurang dari 6 bulan, otaknya sedang terbuka dan terjadi proses yang sangat penting. Begitu kita sekat dengan gelombang ponsel, sinyaling otak di usia dini akan terganggu,"paparnya.

Oleh karena itu Wawan menyarankan agar bayi dijauhkan dari ponsel. "Ibu yang sedang menyusui bayinya jangan sambil menggunakan ponsel. Kalau memang perlu memakai ponsel bisa keluar kamar dulu," sarannya.

Pada bayi berusia di atas 6 bulan, radiasi ponsel memang tidak terlalu mengganggu.

Beberapa penelitian yang dilakukan para ahli mengungkapkan, ponsel pintar (smartphone) ternyata memiliki tingkat radiasi yang lebih tinggi.

sumber: www.kompas.com

BAYI JUGA BISA STRES

 
Bayi juga bisa stres. Sayangnya, dia belum bisa ngomong memberitahukan hal-hal apa saja yang menjadi sumber stresnya. Tugas kita untuk membuat bayi nyaman dan bebas stres. Kenali dulu gejala dan penyebabnya, kemudian cari solusinya.

GEJALA

1. Rewel dan menangis. Menangis adalah tanda paling mudah dikenali bila bayi Anda sedang stres. Semakin keras dan lama tangisannya, menandakan dia semakin stres.

2. Murung. Biasanya ceria dan lincah kini ia pemurung dan enggan diajak bermain.

3. Tidur gelisah. Anak batita sangat membutuhkan tidur nyenyak dalam masa pertumbuhannya. Bayi kadangkala tidak tidur nyenyak. Tapi, Anda harus waspada bila bayi kecil kerap tidur gelisah. Terlebih bila bukan karena popoknya basah, haus atau lapar.

4. Perubahan kondisi fisik. Stres bisa menyebabkan anak sulit makan sehingga berat badannya berkurang. Selain itu stres biasanya menyerang organ paling lemah, misalnya kulit. Tanpa pemicu alergi, kulit seseorang bisa menunjukkan gejala alergi karena stres.

5. Tidak mau lepas. Bayi lengket terus pada ibunya. Biasanya tidak bermasalah bila ibu tak ada di sisinya. Kini Anda pergi sebentar saja dia menangis.

PENYEBAB

1. Kebutuhan dasar tidak terpenuhi. Lapar atau haus dan Anda tidak segera memberinya makanan atau minuman. Sering ditinggal sendirian sehingga kurang perhatian.

2. Rasa sakit dan tidak nyaman. Bayi tidak dapat mengatakan jika bagian mana dia merasa sakit atau tidak nyaman. Bila orang tua atau pengasuh tidak bisa mengenali sumber penyakit itu, bayi bisa stres.

3. Ayah dan ibu bertengkar. Bayi bisa sangat peka dengan kondisi emosi orang tuanya. Dia bisa merasakan situasi tegang dari ekspresi wajah dan nada bicara yang tinggi dan keras.

4. Tertular ibu. Ibu stres dapat menyebabkan bayi ikut stres, karena cara menangani bayi akan menjadi tidak tenang. Bayi dapat merasakan tekanan otot saat digendong, ekspresi wajah dan nada suara ibunya.

5. Sering pindah rumah. Menyebabkan anak tidak memiliki ‘home base’ yang memberinya rasa aman dan nyaman. Meski anak tetap dalam pengasuhan ibunya, ibu yang tidak mudah beradaptasi dapat mempengaruhi pengasuhannya pada bayi.

6. Berganti-ganti pengasuh dalam waktu singkat. Menyebabkan sering terjadi perubahan cara mengasuh. Bisa muncul perilaku menarik perhatian orang dengan cara negatif, misalnya sering menganggu, dan anak juga jadi mudah rewel atau mudah marah.

MENANGANI BAYI STRES

KENALI TEMPERAMEN BAYI. Sebelum Anda menolongnya, kenali temperamen bayi Anda. Ada tiga tipe temperamen anak, yaitu mudah, sulit dan slow-to-warm-up. Bayi dengan temperamen mudah takkan sulit beradapatasi dengan perubahan. Sebaliknya, bayi bertemperamen sulit lebih mudah stres karena sulit beradaptasi. Sedangkan bayi bertemperamen slow-to-warm-up bisa beradaptasi tapi butuh waktu lebih lama. Tergolong tipe mana bayi Anda?

Anda bisa mengenali temperamen bayi Anda, sejak ia dibawa pulang dari rumah sakit. Bayi dengan temperamen sulit akan terus menangis padahal secara fisik tak ada masalah, serta semua kebutuhannya sudah terpenuhi.

Setelah Anda kenal temperamen bayi Anda, bantu ia lepas dari stresnya dengan cara:

1. Memenuhi kebutuhan dasarnya. Seperti makan, minum dan kasih saying secara konsisten. Kebutuhan dasar terpenuhi membuat bayi merasa tenang dan aman.

2. Menciptakan lingkungan yang kondusif, berikan kehidupan stabil untuk bayi dengan hidup menetap. Ciptakan suasana rumah yang nyaman huni, tidak berisik, sejuk dan damai. Hindari bertengkar di dekat anak. Perbaiki pola hidup Anda agar Anda tidak stres.

3. Mengawasi pengasuh. Meski mempercayakan bayi pada pengasuh, bukan berarti Anda lepas tanggung jawab. Anda adalah pihak yang seharusnya paling tahu tentang semua hal yang berkaitan dengan bayi Anda. Pengasuh yang Anda percaya dan tampak bertanggung jawab belum tentu mengasuh bayi dengan baik dan penuh kasih sayang.

HAL LAIN YANG PERLU DIKETAHUI

1. Stres karena lapar, haus atau kurang perhatian dari orang tua segera lenyap bila kebutuhan itu terpenuhi. Namun, Anda harus tetap waspada karena berhenti menangis bukan berarti bayi sudah tidak stres.

2. Bayi yang stres karena perlakuan kasar pengasuh tetap merasakan ketidaknyamanan itu meski dia sudah tidak sering menangis. Dampaknya terlihat saat anak lebih besar.

3. Bila bayi dibesarkan dalam suasana tidak tetap dan selalu berpindah-pindah, muncul pandangan dalam dirinya bahw alingkungan adalah sesuatu yang keras, mencekam, dan membahayakan. Bayi bisa menjadi anak yang sulit percaya pada orang lain, perilakunya jadi kasar dan tidak bersahabat. Perubahan perilaku itu sudah bisa terlihat pada bayi usia 11 bulan.

sumber: www.ayahbunda.co.id

MENGENAL GIGI BAYI



Gigi bayi mulai terbentuk saat janin berumur enam minggu di dalam kandungan, dan terus berkembang sampai bayi lahir. Untuk disebut "tumbuh," gigi hanya perlu muncul pada gusi,” jelas Dr. Ginni Mansberg, seorang ilmu penyakit anak di Rumah sakit anak di Sydney, Australia.

Pertumbuhan gigi susu pertama hingga lengkap, memerlukan waktu tahunan. Menurut Dr. Mansberg, "Sekitar usia 2,5 hingga 3 tahun biasanya bayi baru bisa memiliki keseluruhan gigi. Ada juga memang, bayi yang lahir dengan 1-2 gigi, namun ada juga bayi yang sudah berumur 10 bulan masih ompong. Itu semua normal, karena pertumbuhan gigi bersifat sangat individual.” Namun sebagai panduan umum, lanjut Dr. Mansberg, kebanyakan bayi memiliki gigi susu pertama di usia 6-12 bulan. Bila tidak ada tanda-tanda tumbuh gigi di usia 12 bulan, periksakan bayi ke dokter gigi.

Gigi bawah bagian tengah -gigi seri tengah- adalah gigi pertama yang biasanya muncul duluan. Setelah itu, diikuti gigi tengah atas, lalu secara perlahan -atau cepat, tergantung anak- munculah gigi yang lainnya. Sangat normal bagi bayi mengalami hal yang berbeda dengan bayi lain. Jadi jangan jengkel saat gigi susu bayi Anda tumbuhnya sedikit telat. “Banyak orangtua bangga saat gigi pertama bayi mereka tumbuh lebuih dini. Padahal, tidak seperti mitos yang dipercaya, tumbuh gigi tidak ada hubungannya dengan perkembangan bayi, juga tidak berkaitan dengan keterampilan motorik seperti merangkak, berjalan, atau berbicara," ujar Dr. Mansberg.

PROSES PERTUMBUHAN GIGI BAYI

Cikal bakal gigi berupa tonjolan disepanjang geraham atas dan bawah, sudah mulai terbentuk pada janin usia 6 minggu. Lalu, akan terbentuk jaringan kras di sekeliling cikal bakal gigi tersebut saat janin berumur 3-4 bulan. Cikal bakal gigi ini akan tetap“bersembunyi” di dalam geraham, sampai bayi lahir dan mencapai umur sekitar 4-7 bulan.

Gigi pertama ada yang sudah mulai menampakkan diri saat bayi berumur 3 bulan. Namun, pada kebanyakan anak, gigi pertama rata-rata muncul di usia 6 bulan. Gigi yang dikenal dengan gigi susu ini, terakhir tumbuh ketika balita berumur 2-3 tahun. Pada usia ini, biasanya jumlah giginya sudah lengkap, yaitu 20 buah.

Setelah melewati masa balita, atau sejak dia berumur antara 6-7 tahun, gigi susunya akan tanggal secara bertahap dan digantikan oleh gigi tetap.

POLA UMUM URUTAN PERTUMBUHAN GIGI ANAK

a. Rahang Bawah
    - 6 bulan: Gigi seri tengan
    - 7 bulan: Gigi seri samping
    - 16 bulan: Gigi taring
    - 12 bulan: Gigi geraham pertama
    - 20 bulan: Gigi geraham kedua

b. Rahang Atas
    - 7,5 bulan: Gigi seri tengah
    - 9 bulan: Gigi seri samping
   - 18 bulan: Gigi taring
   - 14 bulan: Gigi geraham pertama
   - 24 bulan: Gigi geraham kedua

sumber: www.ayahbunda.co.id
— with Endi Purwa and Quinn Purwa Supriandi.

STIMULASI TUMBUH GIGI BAYI

 
Bayi umumnya tumbuh gigi pertamanya antara usia 4-7 bulan. American Academy of Pediatrics menunjukkan tanda-tanda bayi Anda sedang mengalami tumbuh gigi:
- Rewel, menangis dan lekas marah.
- Demam rendah (tidak lebih dari 101ºF.]
- Banyak mengeluarkan ludah (ngeces).
- Suka mengggit dan selalu ingin makan atau mengunyah benda yang dipegangnya.
- Bengkak dan nyeri gusi.


Berikan beberapa jenis makanan dan benda berikut ini, saat bayi akan tumbuh gigi, untuk membantu menstimulasi:

1. Es Loli Buah. Membuat guzi yang sakit terasa sejuk, sekaligus memberikan nutrisi.

2. Pisang Dingin. Potong jadi 2 bagian untuk mengurangi risiko tersedak. Setelah pisang mulai lunak, bayi dapat menggigit dan menikmatinya sebagai makanan selingan sehat.

3. Biskuit Teething. Sebagai alternatif yang cukup praktis. Jangan terlalu sering karena kadar gulanya yang tinggi dapat memicu gigi keropos.

4. Paha Ayam. Setelah dibersihkan dari daging dan tulang-tulang kecil, sepotong tulang paha ayam dapat menjadi penyalur rasa gatal pada gusi.

5. Botol Isi Air Es. Dinginnya es akan mematikan rasa nyeri dan gatal pada gusi.

6. Sendok dingin. Bungkus batang sendok dengan kain lembut untuk mengurangi bahaya terluka.

7. Teething Ring. Berikan setelah didinginkan sebagai pereda rasa sakit yang menyenangkan pada gusi.

8. Waslap Dingin. Sipakan selalu 2-3 waslap dingin di lemari es. Berikan untuk digigit-gigit sebagai alat penghilang rasa sakit.

TEETHER UNTUK MERANGSANG TUMBUH GIGI

Teether (mainan untuk digigit) bisa digunakan untuk merangsang pertumbuhan gigi bayi di usia 5-6 bulan ke atas. Saat itu gigi susunya mulai tumbuh dna gusinya gatal serta nyeri akibat gigi mendesak jaringan gusi. Dengan menggigit-gigit sesuatu, bayi merasa nyaman. Bentuknya yang padat digenggam dan dijumput juga dapat melatih ketrampilan motorik halus bayi.

Agar tidak berisiko dalam menggunakan teether seperti, terinfeksi penyakit, atau luka jika ada bagian yang tajam, sebaiknya:

- Beli teether dari produsen yang reputasinya terjaga.
- Setelah digunakan, segera cuci teether dengan air panas atau cairan pembersih khusus, lalu simpan dalam wadah yang bersih, agar terjaga kehigienisannya.
- Pilih teether yang dibuat dari lateks dan berisi gel, karena akan terasa lebih dingin daripada teether yang berisi air.
- Sesuaikan bentuk teether dengan mulut bayi. Jika masih berusia 5 bulan, pilih teether yang kecil.

sumber: www.ayahbunda.co.id

DILARANG MENGOLESKAN BALSAM YANG MENGANDUNG CAMPHOR SEPERTI Vicks VapoRub, Copal, KE BAYI-ANAK USIA < 2 TAHUN


Beberapa waktu lalu di salah satu media sosial seorang Ibu menanyakan kepada dokter anak apakah boleh mengoleskan Vicks VapoRub pada bayinya yang lagi pilek, dan jawaban dokter anak tersebut boleh. Kemudian saya luruskan bahwa tidak boleh (sesuai judul).

Salah satu kebiasaan, turun temurun di Indonesia adalah memberikan berbagai produk kosmetik bayi seperti bedak, cologne dll yg sebenarnya tidak perlu. Bayi2 bule di sini cuma perlu tissue basah dan popok aja.

Begitu pula saat bayi sakit seperti batuk pilek, bayi2 Indonesia penuh olesan, bisa balsem, bisa minyak kayu putih, bisa potongan bawang merah campur minyak, dll sementara bayi2 bule di sini ga dioles apa2, cukup nyala kan air mist humidifier di ruang di mana bayi berada terutama saat winter yang sangat kering & warmer nyala 24 jam.

Saat bayi pilek, hidungnya bumpet / tersumbat (istilah medisnya nasal congestion) banyak orang tua / pengasuh bayi yang mengoleskan balsam umumnya Vicks Vaporub. Padahal menurut mayoclinic, Vicks VapoRub tidak menyembuhkan hidung bumpet. Yang terjadi adalah bau mentol yang kuat memperdaya otak yang menghirup sehingga merasa bernapas lega melalui hidung yang tidak tersumbat. Oleh karena itu di kemasan Vicks Vapo Rub juga ada pencantuman tulisan decongestan. Secara kontras obat dekongestan oral tablet (diminum) & spray nasal dapat mengurangi pembengkakan di jalur pernapasan yang pertama yaitu hidung. Jadi Vicks VapoRub tidak efektif sebagai nasal decongestant.
Hanya satu artikel dari AAP yang menyatakan Vapo Rub dapat melegakan gejala2 common cold & membuat kualitas tidur anak lebih baik, hanya saja, bila kritis membaca penelitiannya, yang mendanai penelitian dengan sample kecil ini adalah Procter and Gamble yang merupakan Produsen Vicks Vapo Rub.

Masalah keefektifan & kemanjuran adalah yang pertama, yang lebih penting lagi adalah efek sampingnya. Vicks Vaporub yang mengandung camphor sebagai kandungan utamanya dapat menyebabkan keracunan fatal pada bayi dan anak bila tertelan beberapa sendok teh.

Camphor yang terserap tubuh dengan berbagai cara misalnya melalui kulit yang luka/pecah2 juga dapat membahayakan tubuh (toxic). Oleh karena itu walaupun anak yang lebih besar dari 2 tahun diperbolehkan mengoleskan balsam ini, jangan pernah mengoleskan Vick VapoRub ini sekitar lubang hidung.

Juga bila Vicks VapoRub mengenai mata, dapat melukai kornea mata. Juga dapat terjadi peradangan pada mata seperti mata yang berair dan penglihatan yang kabur setelah Vicks vaporub dioleskan pada dahi, sekitar mata dan sekitar hidung.

Terdapat kasus seorang anak balita yang mengalami Respiratory distress / gawat napas berat setelah Vicks Vapo Rub dioleskan di bawah hidungnya.

Terdapat juga laporan kasus bayi perempuan berusia 2 bulan menderita Hepatotoxicity (kerusakan hati) berat setelah Ibu bayi tersebut mengoleskan Vicks VapoRub pada dada, leher bayi 3 kali sehari selama 5 hari. Efek samping lain seperti dermatitis pada kulit dan bentuk2 iritasi kulit lainnya.

Oleh karena potensi bahaya inilah ACCP (American College of Chest Physicians) melarang penggunaan Vicks Vapo Rub dan produk sejenis yang mengandung camphor pada anak yang berusia kurang dari 2 tahun.

Mengenai Pilek Batuk / Selesma alias Common Cold bisa baca2 Notes saya :

https://www.facebook.com/notes/fatimah-berliana-monika-purba/seputar-batuk-pilek-hidung-melercommon-cold-pada-anak/10201611487954894

Untuk bayi-bayi yang pilek-meler-hidung bumpet sehingga sulit menyusu, bisa pilih posisi di mana kepala bayi lebih tinggi dari badan. Variasi posisinya misalnya Cradle Hold dengan agak tegak badan bayinya, atau posisi bayi di atas (Prone/Semi Reclining) (lihat gambar).

Bila masih kesulitan juga maka selang seling bisa diberikan ASI perah melalui cup feeder sehingga asupan cairan bayi (ASI) bayi tetap terjaga & bila di kamar/ruangan pakai AC, matikan ya.

Semoga bermanfaat, yuk Smart parents, lebih kritis dalam memberikan terapi suportif , Home treatment saat bayi / anak sakit

Sumber :

1. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/19136404/

2. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/expert-answers/nasal-decongestant/faq-20058569

3. Rationality of the Rubs and Balms in Common cold. Vijay Thawani *,Yamini Pusdekar , Savita Bhargav

4. http://www.aap.org/en-us/about-the-aap/aap-press-room/Pages/Vapor-Rub-Ointment-Can-Ease-Cold-Symptoms-in-Children-.aspx#sthash.aVrRWWSJ.dpuf

5. Cold remedy not for under-2s http://www.nuh.com.sg/news/media-articles_618.html

6. Vicks VapoRub Linked to Infant Breathing Problems http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2009/01/13/AR2009011301089.html

diambil dari: Fatimah Berliana Monika Purba 's FB
— with Muhammad Shiddiq.

KENALI POLA NAPAS BAYI BARU LAHIR

Coba perhatikan bayi Anda yang terlelap. Ya, terkadang napasnya tiba-tiba berhenti sebentar. Lain waktu, napasnya terdengar berbunyi. Kenali pola napas bayi baru lebih jauh!
 
 
 1. BERHENTI BERNAPAS
Berhenti bernapas (apnea) paling membuat bunda khawatir. Bagaimana tidak? Saat tidur, tiba-tiba napas bayi berhenti sekitar 5-10 detik. Setelah itu, dia bernapas lagi seperti tidak terjadi apa-apa. Kasus periodic breathing ini normal, dan lebih banyak terjadi pada bayi yang lahir prematur. Gejala apnea pada bayi prematur: napas berhenti selama 15 detik lalu bernapas lagi. Apnea terjadi karena bayi mengalami sumbatan pada saluran napas, atau karena sistem saraf pusat yang mengontrol pernapasannya belum berkembang sempurna.
 

2. BERNAPAS CEPAT
Bayi bernapas normal, lalu sedetik kemudian bernapas dengan cepat, kemudian normal kembali. Meskipun belum diketahui penyebabnya, pola napas ini masih dianggap normal.
Normalnya, frekuensi napas bayi baru lahir berkisar 40-60 tarikan per menit. Saat ia kepanasan atau menangis, frekuensi napasnya naik jadi lebih dari 60 tarikan per menit. Bayi terlihat seperti terengah-engah. Jika ia sudah merasa tidak kepanasan atau berhenti menangis, frekuensi napasnya akan kembali normal.

3. GROK, GROK

Selama dalam kandungan, paru janin terisi cairan amnion (ketuban). Pada saat ibu kontraksi dan bayi melewati jalan lahir, terjadi penekanan pada parunya sehingga cairan amnion ini terperas keluar. Pada proses selanjutnya, mekanisme tubuh bayi akan membersihkan cairan amnion dari paru-paru serta jalan pernapasannya. Inilah yang menyebabkan napasnya sedikit berbunyi. Kondisi ini normal dan biasanya sudah tertangani sebelum bayi pulang ke rumah.

Selain cairan amnion, di dalam saluran napas bayi terdapat lendir yang fungsinya sebagai saringan untuk mencegah kuman dan debu masuk ke paru. Bila suhu ruangan dingin –seperti malam atau pagi hari, atau mengunakan AC– lendir ini akan kental sehingga terdengar bunyi pada saat bayi bernapas. Bila ada alergi atau infeksi, lendir bisa bertambah banyak sehingga mengganggu pernapasan bayi. Konsultasikan dengan dokter cara menanganinya.

KE DOKTER BILA:


1. Cuping hidung bayi kembang kempis dan napasnya tampak “berat” atau menarik dada kuat-kuat yang menandakan dia menggunakan otot-otot bantu untuk bernapas.
2. Frekuensi napasnya melambat, bibir dan lidah kebiruan (sianosis sentral) yang menandakan bayi kurang oksigen.
3. Napasnya terdengar seperti merintih yang menandakan adanya masalah pernapasan.

DARIPADA CEMAS, LEBIH BAIK:

 
1. Perhatikan frekuensi napas bayi dan gerakan naik turunnya dada.
2. Pasang baby monitor sehingga apabila Anda tidak berada di dekatnya, Anda akan cepat memberikan respons saat mendengar bayi menangis atau batuk-batuk.
3. Terus menyusui untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh plus memperkaya antibodi dalam tubuh bayi. Hal ini akan membuatnya terhindar dari infeksi atau penyakit yang dapat menyerang sistem pernapasannya.

sumber: www.ayahbunda.co.id

21 Juli 2015

MANURUNG SIPOLIN-POLIN (SISADA ANAK SISADA BORU)

         Kekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup. Ada dua bentuk kekerabatan bagi suku Batak, yakni berdasarkan garis keturunan (genealogi) dan berdasarkan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak ada.
Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berdasarkan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena perkawinan. Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Adat adalah ikatan sedarah dalam marga, kemudian Marga. Artinya misalnya Harahap, kesatuan adatnya adalah Marga Harahap vs Marga lainnya. Berhubung bahwa Adat Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali disesuaikan dengan waktu dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar daerah.
Adanya falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul. merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat. Namun dalam pelaksanaan adat, yang pertama dicari adalah yang satu marga, walaupun pada dasarnya tetangga tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan Adat.

 Marga Batak Toba adalah marga pada Suku Batak Toba yang berasal dari daerah di Sumatera Utara, terutama berdiam di Kabupaten Tobasa yang wilayahnya meliputi Balige, Porsea, Laguboti, dan sekitarnya. Orang Batak selalu memiliki nama marga/keluarga. Nama / marga ini diperoleh dari garis keturunan ayah (patrilinear) yang selanjutnya akan diteruskan kepada keturunannya secara terus menerus,salah satunya adalah marga Manurung

Manurung satu warna, itulah terjemahan bebas istilah bahasa Batak kuno ini. Sebuah wasiat suci yang diwariskan turun-temurun, agar setiap marga Manurung menjaga kesatuan dan solidaritas Manurung untuk selamanya.

*Manurung sipolin-polin* adalah buah kearifan para leluhur Manurung yang memiliki visi futuristik, bahwa setelah mereka berlalu ada kemungkinan keturunannya mengalami perpecahan.

Potensi ke arah itu memang ada berhubung Raja Manurung memiliki tiga anak : Hutagurgur, Hutagaol, Manoroni.

Namun berkat adanya wasiat suci tadi, sampai detik ini Manurung masih satu. Kalau dibandingkan dengan perpecahan di banyak marga yang umumnya disusul dengan "proklamasi" marga baru, keutuhan Manurung hingga detik ini merupakan prestasi yang menarik untuk dikaji.

Manurung adalah salah satu marga tertua, merupakan generasi keenam dari leluhur etnis Batak yaitu Raja Batak. Kalau dicermati silsilah marga-marga lain, sebagian besar sudah pecah pada generasi keempat. Tak sedikit di antara sub-sub marga kemudian pecah
lagi, membentuk sub-sub marga baru yang nantinya bakal pecah lagi berkali-kali.

Tidak ada maksud menepuk dada atau menyombong dengan mengemukakan fakta ini. Bangga memang ya, karena leluhur Manurung ternyata sangat arif dan futuristik. Hanya dengan sebuah* tagline* atau semboyan yang sederhana, mereka berhasil mengikat keturunannya– puluhan generasi kemudian–untuk tetap mengibarkan satu bendera : *Manurung United.*

Meskipun belum tersedia data statistik yang valid, bisa dikatakan, Manurung adalah salah satu marga terbesar di antara sekitar 400 marga Batak. Di Tapanuli, marga ini memiliki "home base" yang lumayan luas, terbentang dari Parapat sampai Porsea, mencakup hampir setengah luas wilayah Kabupaten Toba Samosir.

Sedangkan di perantauan, hampir di semua kota di Indonesia ada marga Manurung. Mayoritas bermukim di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi.

Baik di kampung halaman maupun di perantauan, Manurung punya reputasi bagus sebagai marga yang cinta damai. Kaum prianya rata-rata berperangai tenang, kuat pengendalian diri dan lebih suka menyelesaikan perselisihan dengan berunding atau diplomasi. Mungkin karena karakternya itulah, sedikit sekali marga Manurung yang menjadi anggota TNI, Polri atau preman.

Ada juga faktor lain yang membuat kaum pria Manurung cenderung mengekang diri dan kurang garang dalam interaksi sosial sesama orang Batak, yaitu lantaran banyak betul marga yang memanggilnya Tulang (paman dari garis ibu), karena ibunya, neneknya atau leluhurnya beberapa generasi ke atas adalah boru Manurung (perempuan bermarga Manurung).

Kedudukan Tulang sangat terhormat di dalam masyarakat Batak, maka yang bersangkutan "terpaksa" menjaga sikap dan perbuatan agar sesuai dengan kedudukan itu.

Salah satu marga yang lahir dari rahim boru Manurung adalah *Tambunan*. Leluhur marga ini bahkan terlahir di kampung halaman Manurung di daerah Sibisa. Fakta historis ini sudah menjelaskan dengan sendirinya, Manurung memang baik hati dan mengayomi bere atau keponakannya.

Hal inilah yang membuat para sepupu Tambunan yang tergabung dalam rumpun marga *Silahi Sabungan* ikut menghormati Manurung sebagai Tulang.

Fakta tersebut di atas, betapa banyak marga yang menghormati Manurung sebagai Tulang, sebenarnya merupakan anomali atau kenyataan yang ganjil.

Kenapa? Karena bertolak belakang dengan sifat umum kaum prianya, kaum perempuan (boru) Manurung justru terkenal agresif, garang, nekad dan independen. Selain itu, jarang sekali boru Manurung berwajah cantik, tapi ternyata malah laris manis dan menjadi ibu yang melahirkan banyak marga dikalangan etnis Batak.

Kenapa bisa begitu ? Ternyata di balik sikapnya yang pemberang, garang dan pembangkang (plus cerewet juga), boru Manurung selalu berbakti secara total demi meningkatkan kesejahteraan dan mengangkat harkat serta martabat keluarga suaminya. Mereka dikenal pekerja keras, ulet dan tidak jaim, sehingga pekerjaan kasar pun dilakoni. Kalau martabat keluarga suaminya direndahkan orang lain, dia akan maju paling depan melabrak pelakunya.

Fakta yang kontradiktif inilah yang melambungkan reputasi boru Manurung, sehingga banyak marga yang mendambakannya menjadi menantu. Dan itu pula salah satu faktor yang membuat marga lain menaruh hormat pada Manurung.

Inilah sekilas salam perkenalan dari marga Manurung untuk warga dunia. Sebuah ikhtiar kecil untuk mendorong dan mewadahi komunikasi positif dikalangan *halak hita*, untuk selanjutnya disumbangkan demi memperkuat keragaman budaya di Indonesiaan kita.

08 Juli 2015

11 Istilah Perkawinan Suku Batak Toba – Patut Anda Ketahui

Perkawinan dalam suku Batak sejak jaman nenek moyang orang Batak adalah satu tardisi adat dan budaya yang menyatukan dua kerabat laki-laki dan perempuan. Dengan berbagai alasan baik dari faktor penyelamatan harta kekayaan ataupun keturunan, banyak jenis-jenis perkawinan yang sejak dulu diatur dalam Adat Batak, khususnya Batak Toba diberbagai tempat di Bonapasogit.


Berikut Istilah Perkawinan suku Batak Toba yang masih di anggap sah dalam adat Batak Toba  yang patut Anda diketahui.
1. Mahiturun atau Mahuempe. Perkawaninan ini terjadi adalah sebuah dekasan seorang gadis yang menemui pemuda pujaan hatinya. Dahulu perkawinan Mahiturun ini ada dikarenakan beberapa alasan, hampir sama faktornya dengan Mangalua, orangtua si gadis tidak merestui pergaulannya dia seorang pemuda tentu dengan alasan tertentu. Bisa juga dikarena orangtua yang terlalu memingit anak gadisnya dan melarang bergaul dengan pemuda lain. Biasanya bentuk perkawinan Mahiturun atau Mahuempe ini seorang gadis atas kemauannya sendiri dan ditemani oleh gadis-gadis lain untuk menemui pemuda pujaan hatinya.
2. Panoroni. Perkawinan untuk menggantikan istri yang meninggal, jika masih mempunyai anak yang masih kecil-kecil sang suami yang sudah berstatus Duda bisa mecari dan mengawini seorang wanita untuk dijadikan istri. Dalam hal ini sang suami dapat memberitahukan rencana untuk menikah kembali kepada pihak keluarga istri yang pertama, namun ada juga yang tidak. Panoroni bisa juga dilaksanakan oleh karena beberapa alasan, diantarnya jika sang suami sudah tua, dan mempunyai anak serta cucu yang tinggalnya berjauhan agar sang bapak memiliki teman di ahkir hidupnya.
3. Mangalua. Mangalua sedikit mirip dengan kebalikan dari Mahiturun, atau kawin lari antara seorang gadis dan pemuda atas keinginan bersama. Hingga saat ini Mangalua atau Kawin lari sangat sering terjadi. Kejadian ini dapat terjadi karenakan salah satu dari orangtua dari kedua mempelai tidak direstui. Biasanya kejadian ini akan jika membayar ada dengan melaksanakan Adat Perkawinan sesudah punya anak hingga meluluhkan hati orangtua yang pada ahkirnya merestui pernikahan anaknya.
  4Mangabing Boru. Hampir sama artinya dengan Mangalua namun Mangabing Boru masuk pada tingkatan pada kawin lari secara paksa. Disini yang paling dominan berperan adalah pihak laki-laki. Seorang pemuda yang sangat mencitai gadis dambaan hatinya ternyata lamarannya ditolak secara sepihak oleh orang tua, maka demi menutupi malu dan didorong rasa cintanya yang berapi-api, maka si pemuda mengajak beberapa orang temannya untuk menculik si gadis dan membawa si gadis kerumahnya untuk dijadikan istri. Dulu perbuatan ini dianggap melangkar norma adat ataupun perbuatan asusila bisa dilamporkan ke pihak berwajib tentang penculikan. Biasanya kejadian seperti ini akan diselesaikan secara baik-baik hingga proses perkawinan normal seperti biasanya.
5. Marimbang atau Tungkot. Jenis perkawinan ini sama artinya dengan Bigami atau Poligami. Sejak dulu sudah banyak lelaki yang malakukan poligami dan biasanya alasan yang sering diungkapkan menyatakan untuk memperoleh keturunan yaitu karena masih belum mendapatkan keturunan laki-laki. Bagi suku Batak anak laki-laki adalah penerus marga, tanpa anak laki-laki status sosial menjadi GABE(maranak dan marboru) tidak Sangap. Tetapi ada juga yang bermaksud memperbesar kekeluargaan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraaan atau disebut pabidang panggagatan(melebarkan lapangan tempat merumput). Dalam kasus perkawinan bigami(marsidua-dua) kedudukan istri kedua sangat seimbang dengan istri pertama, sebab itu disebut marimbang. atau yang lain yaitu si istri pertama memilih istri kedua dari kalangan keluarga terdekat dan disebut tungkot(tongkat) .
6. Singkat Rere. Sebagian istilah ini adanya yang menyebutnya Ganti Mandar atau Ganti Tikar (Rere) Perkawinan istri yang sudah menjadi janda (suami meninggal) ataupun sebaliknya. Jika seorang suami meninggal, maka akan timbul masalah bagi si janda untuk penghidupannya di kemudian hari dan jika si janda masih sehat dan masih mampu memberikan keturunan dan tidak keberatan untuk kawin lagi maka yang pertama harus dipertimbangkan menjadi calon suaminya ialah adik laki-laki dari si suami yang meninggal,atas dasar ‘ganti tikar’(singkat rere). Kalau pria yang mengawini si janda ialah adik atau abang kandung si suami atau saudara semarga yang sangat dekat dengan almarhum, maka istilah perkawinannya disebut pagodanghon atau pareakkon.
7. Manghabia. Kejadian ini sudah sangat jarang sekali terjadi karena merusak Partuturon (silsilah). Jaman dahulu, biasanya seorang kakek yang sudah berstatus duda dapat mengawini Parumaen (menantu perempuan) dimana suaminya (anak dari kakek tersebut) sudah meninggal. Singkatnya Parumaen jadi istri dari mertuanya. Belum jelas apa sebenarnya faktor utama mengapa jenis pernikahan ini diakui dalam adat Batak Toba, beberapa sumber menyebutkan adalah untuk menyelamatkan garis keturunan dan harta warisan, agar parumaennya tidak menjadi istri diluar marga suaminya. Juga ada yang menceritakan, bahwa itu adalah hak dari keluarga tersebut (pihak laki-laki) untuk menjaga garis keturuanannya.
8. Parumaen di Losung. Perkawinan ini adalah bentuk ikatan karena utang. Dulu jika satu keluarga memiliki anak gadis yang banyak orangtuanya dapat menggunakan anak gadisnya sebagai agunan utang si bapak. Biasanya ini lakukan oleh latar belakang ekonomi. Jika seorang bapak mempunyai utang pada seseorang dan belum mampu melunasinya, maka sebagai agunan utangnya dia menyerahkan anak gadisnya untuk dipertunangkan kepada anak si pemberi utang.
  9. Marsonduk Hela. Perkawinan Marsonduk Hela ini hampir sama dengan perkawinan biasa, akan tetapi karena mas kawin(sinamot) yang harus diserahkan kurang, maka diputuskan si laki-laki itu menjadi menantunya dan dia akan tinggal bersama mertuanya untuk membantu segala pekerjaan dari mulai pekerjaan rumah sampai sawah. Ibarat konsekuensi sinamot kurang itu digenapi. Namun pihak sinonduk hela(menantu) tidak seumur hidup harus tinggal berasama mertuanya, jika keadaan sudah memungkinkan dia dapat pindah di rumahnya sendiri.
10. Manggogoi. Perkawinan ini terjadi dikarenakan setelah digauli paksa. Dulu jika seorang laki-laki menggauli perempuan secara paksa(manggogoi) ada dua hal yang mungkin terjadi. Jika si perempuan bersedia melanjutkan kasusnya ke arah perkawinan yang resmi, maka prosedurnya sama denganMangabing Boru. tetapi jika perempuan tidak mengenal pria tersebut dan tidak bersedia dikawinkan maka pria tersebut dinamakan pelanggar susila hukumannya ialah hukuman mati.
11. Dipaorohon. Adalah proses perkawninan dengan pertunangan semasa anak-anak. Pertunangan anak-anak pada jaman dahulu bukanlah hal yang aneh, hal ini sering dilakukan oleh raja-raja dahulu. Beberapa alasan mempertunangkan anak-anak: hubungan persahabatan/ kekeluargaan, seseorang tidak mampu membayar utang kepada pemberi utang, dan lain-lain

5 Perkawinan Yang Dilarang Adat Batak Toba

 Perkawinan bagi masyarakat Batak khususnya orang Toba adalah hal yang wajib untuk dilaksanakan, dengan menjalankan sejumlah ritual perkawinan adat Batak. Meski memiliki keunikan dan ragam keistimewaan yang terkandung dalam acara tersebut, upacara perkawinan adat Batak Toba juga terkenal sangat “merepotkan” jika kita bandingkan dengan upacara perkawinan di daerah lainnya di Indonesia.
Dalam perkawaninan adat Batak Toba juga ada aturan-aturan tertentu yang harus ditaati, dan hukumannya sangat tegas yang dianut oleh orang Batak sejak dulu kala. Dibeberapa daerah dan aturan yang berlaku yang dilaksankan oleh penatua masing-masing daerah berbeda-beda, ada yang dibakar hidup-hidup, dipasung, dan buang atau diusi dari kampung serta dicoret dari tatanan silsilah keluarga. Meskipun era saat ini beberapa aturan yang diberlakukan sejak dahulu kala, sebagian orang Batak kini sudah ada melanggarnya.
Berikut ini 5 Larangan dalam Perkawinan Adat Batak Toba 

Namarpandan

Namarpadan/ padan atau ikrar janji yang sudah ditetapkan oleh marga-marga tertentu, dimana antara laki-laki dan perempuan tidak bisa saling menikah yang padan marga. Misalnya marga-marga berikut ini:
1.Hutabarat & Silaban Sitio
2.Manullang & Panjaitan
3.Sinambela & Panjaitan
4.Sibuea & Panjaitan
5.Sitorus & Hutajulu (termasuk Hutahaean, Aruan)
6.Sitorus Pane & Nababan
7.Naibaho & Lumbantoruan
8.Silalahi & Tampubolon
9.Sihotang & Toga Marbun (termasuk Lumbanbatu, Lumbangaol, Banjarnahor)
10.Manalu & Banjarnahor
11.Simanungkalit & Banjarnahor
12.Simamora Debataraja & Manurung
13.Simamora Debataraja & Lumbangaol
14.Nainggolan & Siregar
15.Tampubolon & Sitompul
16. Pangaribuan & Hutapea
17. Purba &  Lumbanbatu
18. Pasaribu & Damanik
19.Sinaga Bonor Suhutnihuta & Situmorang Suhutnihuta
20.Sinaga Bonor Suhutnihuta & Pandeangan Suhutnihuta

Namarito

Namarito (ito), atau bersaudara laki-laki dan perempuan khusunya oleh marga yang dinyatakan sama sangat dilarang untuk saling menikahi. Umpanya seprti parsadaan Parna (kumpulan Parna), sebanyak 66 marga yang terdapat dalam persatuan PARNA. Masih ingat dengan legenda Batak “Tungkot Tunggal Panaluan“? Ya, disana diceritakan tentang pantangan bagi orangtua yang memiliki anak “Linduak” kembar laki-laki dan perempuan. Anak “Linduak” adalah aib bagi orang Batak, dan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, kedua anak kembar tersebut dipisahkan dan dirahasiakan tentang kebeadaan mereka, agar tidak terjadi perkawinan saudara kandung sendiri.

Dua Punggu Saparihotan

Dua Punggu Saparihotan artinya adalah tidak diperkenankan melangsungkan perkawinan antara saudara abang atau adik laki-laki marga A dengan saudara kakak atau adik perempuan istri dari marga A tersebut. Artinya kakak beradik laki-laki memiliki istri yang ber-kakak/ adik kandung, atau 2 orang kakak beradik kandung memiliki mertua yang sama.

Pariban Na So Boi Olion

Ternyata ada Pariban yang tidak bisa saling menikah, siapa dia sebenarnya? Bagi orang Batak aturan/ ruhut adat Batak ada dua jenis untuk kategori Pariban Na So Boi Olion, yang pertama adalah Pariban kandung hanya dibenarkan “Jadian” atau menikah dengan satu Pariban saja. Misalnya 2 orang laki-laki bersaudara kandung memiliki 5 orang perempuan Pariban kandung, yang dibenarkan untuk dinikahi adalah hanya salah satu dari mereka, tidak bisa keduanya menikahi pariban-paribannya. Yang kedua adalah Pariban kandung/ atau tidak yang berasal dari marga anak perempuan dari marga dari ibu dari ibu kandung kita sendiri. Jika ibu yang melahirkan ibu kita ber marga A, perempuan bermarga A baik keluarga dekat atau tidak, tidak diperbolehkan saling menikah.

Marboru Namboru/ Nioli Anak Ni Tulang

Larangan berikutnya adalah jika laki-laki menikahi boru (anak perempuan ) dari Namboru kandung dan sebaliknya, jika seorang perempuan tidak bisa menikahi anak laki-laki dari Tulang kandungnya.

29 April 2015

Aturan dalam Acara Kematian Suku Batak

Kematian merupakan peristiwa alami yang harus dialami oleh semua makhluk hidup termasuk manusia. Perbedaannya antara yang satu dengan yang lain adalah ada yang berumur pendek, ada yang berumur panjang. Demikian pula sejarah kehidupan manusia, ada yang berumur ratusan tahun ada pula yang meninggal sewaktu di dalam kandungan, ada yang begitu lahir ke dunia ini meninggal, ada yang didalam usia sekolah, remaja, dewasa, baru berumah tangga, dan seterusnya. Bagi orang batak, peristiwa meninggal, dibagi dalam dua bangian besar yaitu: Peristiwa seseorang yang meninggal sebagai Duka; dan peristiwa meninggal yang dianggap sebagai Suka Cita.

Kriteria kedua perstiwa ini masih dibagi lagi dalam beberapa status yaitu :

1. Sebagai Duka (Tilaha); secara umum, semua orang yang meninggal di kala orang tuanya masih hidup, disebut tilaha. Orang tuanya disebut tilahaon. Ada tilahaon dimana anaknya yang meninggal belum menikah. Ada yang disebut Tilahaon Matua. Yaitu seseorang yang kehilangan anak (meninggal), dimana anaknya yang meninggal tersebut sudah berumah tangga, atau sudah punya cucu. Orang tua tersebut disebut ”Tilahaon Matua”

2. Suka Cita; Seseorang yang meninggal dikala anaknya sudah menikah semua dan sudah selesai didalam adat, hingga punya cucu dan cicit, dan tidak ada diantara keturunannya meninggal mendahului dia.

Menurut sisi pandang adat batak, ada tingkatan status adat kematian.

a. Tilaha, kematian yang tidak diingini orang batak tingkat statusnya, mati bayi, mati anak muda, mati muda, mati sudah berumah tangga tapi anaknya masih kecil (mate ponggol)
b. Meninggal pada saat anak-anaknya belum semuanya berumah tangga, terutama anak laki-laki disebut “Sarimatua”
c. Meninggal pada saat semua anaknya laki dan perempuan sudah menikah dan sudah selesai dalam adat disebut “Saur Matur”
d. Meninggal setelah punya cucu dari semua anaknya, bahkan sudah punya cicit, dan tidak ada diantara keturunanya meninggal mendahului dia, serta didukung perekonomian anaknya yang sudah mandiri, disebut; Saur Matua Mauli Bulung

Adat Kematian Menurut Status

1. Tilaha (umur 0 th – dewasa belum menikah) kematian seperti ini tidak begitu ketat tuntutan adatnya. Yang berduka adalah keluarga dan tulangnya yang meninggal. Dalam pemberian saput, tulangnya merobek kain sarung sebagai saput. Dahulu, perlakuan ini dilakukan oleh tulangnya kepada berenya yang meninggal sebelum berumah tangga.

2. Tompas Tataring/Mate Ponggol., sudah berumah tangga, sudah punya anak kecil. Yang berduka adalah orang tuanya, tulangnya, anak istrinya dan mertuanya/hula-hula. Adatnya sangat sederhana, Apabila yang meninggal adalah perempuan, maka yang memberikan saput adalah hula-hula (saudara laki-laki dari yang meninggal), sedangkan yang memberikan tujung kepada suaminya yang meninggal adalah tulangnya. Apabila yang meninggal adalah laki-laki, maka yang memberikan saput kepada yang meninggal adalah tulangnya, sedangkan yang memberi tujung adalah saudara laki-laki dari istri yang meninggal. Pelaksanaan adatnya tidak begitu ketat terutama dalam pemberian piso-piso/lomba parjambaran diberikan sebagai pemberitahuan resmi kepada hula-hula/tulang bahwa bilang-bilangan mereka sudah berkurang. Diberikan pada waktu buka tujung.

3. Sari Matua. Orang yang meninggal pada saat anaknya sudah dewasa dan sebahagian sudah menikah, atau sudah semua menikah tetapi belum selesai dalam adat. Adat pada situasi seperti ini sangat rumit apabila hula-hula anaknya yang belum selesai dalam adat menuntut adat putrinya. Karena pada perinsipnya adat kematian merupakan adat terakhir dalam sejarah kehidupan seseorang dan adat dari anaknya, kepada hula-hula parumaennya, merupakan tanggung jawab dari orangtuanya yang sudah meninggal.
Pada pelaksanaan adat seperti inilah seorang raja adat harus hati-hati mengajukan konsep ulaon adat kematian. Pada saat seperti ini pembicaraan biasanya agak alot, terutama apabila konsep adat yang diutarakan adat na gok karena melihat semua anaknya sudah berkeluarga. Bagi salah satu orang tua yang hidup, masih dikenakan Tujung.
Ada sebagian orang yang meningkatkan adat yang meninggal seperti ini dengan adat nagok, dengan ulos kepada yang menduda atau menjanda “Sappe Tua”.
Hati-hati peningkatan adat seperti ini. Terutama anaknya yang belun menikah adalah laki-laki. Artinya, yang diberi ulos sappe tua, tidak boleh lagi menerima dan member ulos passamot. Karena dianggab sudah selesai hak dan kewajiban adatnya. Jadi kita sebagai generasi muda orang Batak agar selektip di dalam perlakuan adat.
Ironisnya usulan seperti ini, datangnya dari orang yang sudah lanjut usia dengan alasan supaya “jaga ulaon I”(adatnya supaya bedrmakna), bukas soal jagar. Tetapi rule, hukumnya atau kepatutannya. Sebagai hula-hula, kalau ternyata anaknya yang meninggal, kawin sama boru tulangnya, yang memberikan “ulos Sappe Tua” tadi. Pantas kah tulangnya tidak memberi ulos passamot? Atau sebaliknya, pantas kah tulangnya sebagai hula-hula memberikan ulos passamot? Jadi Raja adat dan hula-hula, hendaknya memikirkan anaknya yang meninggal. Kalau raja adat, dan hula-hula, tidak atau tidak terpikirkan sampai kesitu, maka jadilah Raja Adat “si mata hepengon”, Hula-hula oleh berenya, menjadi “tulang sattabi hita on” Maka “moral” raja dan hula-hula menjadi tanda tanya.

4. Saur Matua. Orang yang meninggal pada situasi anak-anaknya sudah menikah semua dan sudah selesai dalam adat. Dan sudah punya cucu dari anak laki-laki dan anak perempuan. Pelaksanaan adat dalam situasi yang demikian sudah agak gampang, hanya kesulitannya adalah dibidang dana/biaya. Kalau dahulu, biaya semacam ini merupakan sindikasi dari anak-anaknya serta keponakan-keponakan yang meninggal. Sehingga dahulu adat seperti ini jarang tidak terlaksana, karena adat semacam ini merupakan kebanggaan satu ompung.
Demikian juga pihak tulang dari yang meninggal, akan menjadi suka cita, karena peran tulang dalam adat tersebut sangat penting dan berhak atas buka “HOMBUNG” dalam adat Toba Holbung, Di Humbang Pada umumnya dan Dairi disebut “LOMBA” yang menurut aslinya sesuai dengan angka 48, 24, 12.yang paling kecil nilainya adalah 6. Angka ini dikaitkan dengan filosofi nama pohon, yang paling tinggi adalah “SARUMARNAEK”, yang kedua adalah “SANDUDUK” yang lain…………(penulis lupa). Bagi yang menjanda atau menduda, tidak ada lagi ulos tujung, tetapi ulos sampe tua.
5. Mauli Bulung. Seseorang yang meninggal dikala semua anak sudah menikah dan selesai dalam adat dan bahkan sudah punya cicit baik dari anak laki-laki, maupun dari anak perempuan, dan semua anaknya dan keturunannya mempunyai kemampuan ekonomi yang cukup (memiliki hasangapon, hagabeon hamoraon) Kematian semacam ini juga merupakan dambaan seseorang orang tua maupun anak-anaknya dan keluarga besar se-ompung, maupun pihak hula-hula dan tulang.
Pada adat kematian yang saurmatua dan mauli bulung, keluarga akan memberikan jambar “LOMBA” juga dikaitkan dengan angka 48, 24, 12 dan tidak ada lagi “Ulos Tujung” tetapi “Sampe Tua” Dalam situasi orang meninggal seperti ini, kaitan lomba dengan angka agak ketat
Catatan:

1. Istilah “LOMBA” umumnya di daerah Humbang Hasundutan, sedangkan di lain daerah disebut “HOMBUNG”

2. Aturan pembagian besarnya “ lomba“ kepada hula-hula dan tulang, kalau laki yang meninggal, tulang mendapat satu bagian, hula-hula dapat setengah, kalau perempuan yang meninggal hula-hula mendapatkan satu sedangkan tulang dapat setengah

3. Seorang yang meninggal, walau pun sudah punya cucu, tetapi orang tuanya masih hidup (Tilahaon Matua), Kesedihan orang tua yang meninggal harus di perhatikan. Bagi orang lain terkadang baru sari matua sudah dibunyikan gondang/alat musik dan manortor untuk menyambut kedatangan hula-hula dalam acara adat. Dalam hal pengertian pemberian “sappe tua” perlu diperhatikan kata-kata yang berbunyi “nilangka to jolo, tinailihon tu pudi” pemberian ulos “sappe tua” sering berdasarkan atas nilai materi yang dimiliki keluarga. Sejalan dengan itu atas permintaan keluarga dengan alasan agar sangap, sebab yang meninggal orang terpandang, kaya, tokoh. Pada hal masih ada dua atau satu orang anaknya yang belum menikah, maka artinya, apabila anak tersebut menikah, si duda atau si janda tidak akan bisa menerima ulos “pansamot” dan inilah yang juga perlu dipikirkan oleh hula-hula dan tulang. Kalau kemudian sianak manunduti mengambil boru tulang dari mamaknya atau boru tulang dari ompungnya. Yang menjadi pertanyaan apakah mereka tidak memberikan ulos “pansamot” kepada ibotonya? Kecuali anaknya sudah sewajarnya berumahtangga dilihat dari sisi umur maupun kemapanan ekonomi, mungkin pertimbangannya, kalau selamanya tidak akan berumahtangga, maka jangan lah menjadi penghalang bagi adat pasangaphon hula-hula yang terakhir dari orang tuanya yang meninggal.

Tahapan Ke Arah Pelaksanaan Adat.

1. Keluarga berkumpul untuk mencari kesepakatan (adat dan dana) tentang konsep adat yang akan dilaksanakan.

2. Setelah ada kesepakatan, maka konsep adat yang akan dilaksanakan, disampaikan kepada tetua adat untuk mendapatkan pengarahan sesuai konsep yang sudah disepakati. Di sinilah fungsi raja adat/tetua adat dalam menyikapi konsep adat yang diterima, apabila ada kekurangan dan kelebihan tentunya tetua adat/ raja adat mempunyai fungsi untuk menyempurnakan. Setelah tidak ada masalah, undangan diberikan kepada pihak tulang dan hula-hula serta kepada tetaua adat. Apabila sudah saur matua dan mauli bulung, undangan disampikan juga kepada hula-hula, buna tulang, hula-hula namarhaha-anggi dan hula-hula anak manjae serta tulang rorobot/narobot.

3. Setelah hula hula hadir semua, antara hasuhuton dengan pihak hula-hula duduk berhadapan dan hasuhuton terlebih dahulu mengecek kehadiran semua undangan terutama hula-hula dan tulang serta tulang rorobot.

4. Kata sambutan dari hasuhuton (hata huhuasi) atas kehadiran semua undangan terutama atas kehadiran horong ni hula-hula. Pada akhir huhuasi, diberitahukan maksud dan tujuan undangan. Dan minta nasehat terhadap rencana yang diutarakan

5. Kalau sudah ada kesepakatan antara hasuhuton, horong ni hula-hula serta dongan sahuta, tentang konsep adat yang akan dilaksanakan terhadap yang meninggal, maka pada hari yang sudah ditentukan dalam pelaksanaan adat, tinggal mengikuti konsep yang sudah disepakati tadi. Parrapoton.

Bagi sebagian daerah, pembicaraan konsep adat dengan hula-hula, sudah dianggap parrapoton. Akan tetapi disebagian daerah, parrapoton diadakan pada saat pembukaan pelaksanaan adat, dipimpin oleh seorang raja adat yang sudah punya cucu.
Raja adat tersebut akan memperkenalkan diri di depan halayak ramai dan keluarga yang kemalangan; “Au na di patua di adat di ……….(huta ….atau di parserahan…….) on, na margoar ……… marga ….., goar maroppuni, Oppu ……….marga ……..Manguluhon parrapoton di partua ni amanta/inanta naung jumolo monding on dst.”
Di perantauan, yang memimpin parrapoton belum tentu raja adat Huta dari mana keluarga kemalangan berasal. Tetapi raja adat dari hula-hula atau tulang. Hula-hula apabila yang meninggal adalah ibu, sedangkan tulang, apabila yang meninggal adalah bapak.
Pada saat parrapoton; Hasuhuton, menyediakan piring berisi beras serta uang beberapa lembar sesuai kehadiran hula-hula

1. Hula-hula atau tulang bertanya kepada hasuhuton di depan hkalayak tentang keturunan yang meninggal, apakah sudah sanggup dan pantas melakukan adat sesuai dengan konsep yang mereka terima atau masih ada yang mengganjal.

2. Kemudian menanyakan kepada khalayak tentang Kepatutan dan kepantasan adat yang akan dilaksanakan sesuai dengan hukum adat yang berlaku di daerah tersebut.

3. Menanyakan kepada khalayak, semasa hidupnya almarhum/almarhumah, apakah ada persoalan-persoalan tertulis atau lisan/hutang piutang dan lain-lain yang belum selesai. Setelah tidak ada komplain dari khalayak, terutama pihak hula-hula maka, konsep adat oleh raja adat dalam hal ini dari pihak hula-hula, dapat dilaksanakan dengan mengetuk piring tiga kali yang berisi beras dan uang. Apabila terdapat persoalan menurut kebiasaan setempat dan persoalan surat menyurat yang belum tuntas, maka hula-hula memohon kepada hasuhuton untuk menyelesaikannya, atau menyesuaikan adat sesuai dengan kebiasaan setempat.

Setelah diketok tiga kali dengan logam, maka dibagikan lah uang yang diatas piring tadi kepada: hula-hula bona tulang, hula-hula namarhaha anggi, hula-hula anak majae, tulang rorobot. Yang terakhir kepada tulang dan hula-hula. Beras yang diatas piring, di taburkan ke kepalanya semua keturunan yang meninggal, secara berurutan dan penutup, ditaburkan tiga kali secara sporadis. Maka pelaksanaan adat sah untuk dilaksanakan.
Adat saur matua dan mauli bulung seperti ini, sudah dikatakan “tu dolok na timbo, di atas ni batu napir na martindi-tindi, di bona ni hariara, na marurat tu toru marbulung tu ginjang, mardakka tu lambung” Dan perlakuan adat disini, hasuhuton menebar uang kepada halayak, terutama kepada hula-hula (Mangalindakhon na gok) Ulaon na gok di namonding.
Telah kita bahas mengenai tingkat adat dalam kematian, Toppas Tataring dan Sari Matua, dapat dilaksanakan adat na Gok. Tetapi perlakuannya tidak seperti adat di Saur Matua atau Mauli Bulung. Adat Selatan atau Sipirok hampir ada kesamaannya dengan perlakuan adat Na Gok di Hubbang, utamanya Pakkat Sekitar dan Parlilitan.
Hal ini ditandai dengan pemberian Lomba kepada hula-hula atau tulang. Biasanya, kalau yang ditinggalkan yang meninggal anak laki-laki. Kata orang-orang tua dulu, “dao ma anak na nidondonan ni Lomba” karena adat yang meninggal belum selesai kepada hula-hula atau tulang, maka hal itu tetap menjadi hutang adat bagi si anak yang di tinggal.
Jika kemudian si anak menjadi seorang yang berada, dan dia memiliki “Hasangapon, Hagabeon, dan Hamoraon” ingin berbuat yang baik kepada orang tuanya, atau pesta adat yang lain, maka tidak ada lagi penghalang. Hula-hula atau tulang tidak menuntut hutang adat dari orang tuanya yang sudah lebih dulu meninggal.
Bagi kepercayaan orang tua dulu, seorang anak yang di dondoni lomba akan mendapat masalah dalam kehidupannya(cekak) Soal perlakuan adatnya, sudah sama dengan apa yang biasa kita lihat setiap adat kematian.
Di dalam acara sari matua diberengi dengan adanya tilahaon matua, walaupun adat na gok, di dalam acara adatnya jangan sekali-kali padenggal tangan dan membunyikan musik untuk menyambut kedatangan hula-hula.
Pada umumnya, orang batak agak berpikir tiga kali untuk melaksanakan ulaon yang besar dalam adat kematian, yang mana orang tua yang meninggal masih hidup. Karena apabila orang tua yang meninggal kelak, maka ulaon adat kematian terhadap orang tua yang tilahaon matua tadi, akan jauh lebih besar. Karena aturan perlakuan adat sihabatakon dalam kontek tilahaon matua, adalah suatu hal yang memalukan bagi keluarga kalau lebih besar ulaon kematian anak dari pada adat kematian kemudian yang tilahaon matua.
Mengenati pembicaraan adat dalam adat kematian, tidak seperti pembicaraan di ulao adat perkawinan. Pembicaraan dialog (komunikasi dua arah) hanya terjadi pada “Tonggo raja”. Dialog di sini hanyalah untuk menyamakan persepsi antara hula-hula dengan hasuhuton, tentang konsep adat yang akan di laksanakan. Selanjutnya yang terjadi adalah monolog (one way communication), pada “hata huhuasi, hata nauli sian namarholong ni roha, hata nauli sian horong ni hula-hula, dohot hata pangappuon.