A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Apa
itu Pemimpin (kepemimpinan)? Tidak ada definisi secara tepat untuk
pengertian pemimpin- kepemimpinan. Boleh dikatakan, definisi kepemimpinan
sebanyak orang yang mendefinisikan. Karena setiap orang, berdasar pada
pemahaman dan harapannya tentang kepemimpinan dapat mendefinisikan
pengertian kepemimpinan itu sendiri. Robert Schuller melihat
kepemimpinan sebagai kekuatan untuk menseleksi mimpi-mimpi, sesudah itu
menetapkan tujuan-tujuan. Kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang
menggerakkan perjuangan atau kegiatan Anda menuju sukses. Sedang
Cattell merumuskan pemimpin adalah “orang yang menciptakan perubahan
yang paling efektif dalam kinerja kelompoknya”. Dengan memakai definisi
sederhana, Modern Dictionary of Sociology mengartikan pemimpin sebagai
“seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominant dan
pengaruh suatu kelompok”. Jadi dapat dikatakan inti dari pengertian
pemimpin adalah peranan kunci, dominasi, serta pengaruh. Sementara
kepemimpinan bagi Stogdill, didefinisikan sebagai “proses mempengaruhi
kegiatan kelompok dalam perumusan dan mencapai tujuan”. Glenn (1992)
yang juga telah mengumpulkan lebih dari 350 definisi tentang
kepemimpinan, tetap merasa tidak puas. Sungguhpun begitu, ia tetap
kembali menawarkan hasil pengamatan yang ia anggap patut untuk
diperhitungkan. Yaitu: kepemimpianan sesungguhnyan bersumber dari
keunggulan manusia, tetapi tidak ada resep atau formula untuk
menjalankannya. Sedang kepemimpinan yang efektif menurut Siagian
(1982) adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan, memelihara, dan
mengembangkan usaha dan iklim yang kooperatif dalam kehidupan
organisasional, dan yang tercermin dalam kecekatannya mengambil
keputusan. Artinya, pemimpin harus mampu menerobos lack of urgency dan
lack of momentum.
B. PENDEKATAN KEPEMIMPINAN
Dalam studi kepemimpinan pada umumnya yang saya ketahui, dikenal ada 4 (empat) macam pendekatan kepemimpinan. Yaitu: 1. Pendekatan sifat; 2. Gaya kepemimpinan; 3. Situasional kepemimpinan; dan 4. Fungsional kepemimpinan.
1. Pendekatan Sifat Kepemimpinan:
Pendekatan pertama ini, disebut teri sifat. Dibicarakan mengenai sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Yaitu yang membedakan dengan yang bukan pemimpin. Para ahli ilmu kepemimpinan telah mengidentifikasikan 5 sifat negative yang mencegah orang menjadi pemimpin :
a. tidak banyak mengetahui.
b. Terlalu kaku.
c. Tidak berperan serta.
d. Otoriter.
e. Suka menyerang dengan kata-kata.
2. Pendekatan Gaya Kepemimpinan :
Penelitian-penelitian yang bersumber pada pandangan gaya kepemimpinan umumnya memusatkan perhatian mereka pada perbandingan antara gaya dekokratik dan gaya otokratik. Gatto (1992) mengkategorikan gaya kepemimpinan ke dalam 4 macam: Direktif, konsultatif, partisipatif, dan gaya delegasi. Karakteristik dari setiap gaya tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:
a. Gaya direktif: Pemimpin yang direktif pada umumnya membuat keputusa-keputusan penting dan banyak terlibat dalam pelaksanaannya. Semua kegiatan terpusat pada pemimimpin. Dan sedikit sekali kebebasan bagi bawahan untuk berkreasi. Pada dasarnya gaya direktif adalah gaya otoriter.
b. Gaya konsultatif: gaya ini dibangun di atas gaya direktif. Kurang otoriter dan banyak melakukan interaksi dengan para staf dan anggota organisasi/ bawahan. Fungsi pemimpin lebih bayak berkonsultasi, memberikan bimbingan, motivasi, memberi nasehat dalam rangka mencapai tujuan.
c. Gaya partisipatif: gaya ini bertolak dari gaya konsultatif yg bisa berkembang kea rah saling percaya antara bawahan dengan pemimpin. Pemimpin cenderung memberi kepercayaan pada kemampuan staf untuk menyelesaikan pekerjaan mereka sebagai tanggungjawab mereka.
d. Gaya delegasi: disebut juga gaya Free-rein. Yaitu gaya yang mendorong kemampuan staf untuk ambil inisiatif.Kurang interaksi dan control yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini hanya bisa berjalan apabila staf memperlihatkan tingkst kompetensi dan tanggungjawab yang tinggi.
3. Pendekatan Situasional Kepemimpinan:
Dalam pendekatan situasional dapat dikatakan bahwa factor determinan yang dapat membuat efektif suatu gaya kepemimpinan tergantung pada situasi dimana pemimpin itu berada pada kepribadian pemimpin sendiri. Fieldler (1967, 1974) mengajukan teori Kontingen, menyampaikan situasi kepemimpinan digolongkan dalam 3 dimensi yaitu :
1. hubungan pemimpin-anggota, yaitu pemimpin akan mempunyai lebih banyak kekuasaaan dan pengaruh, apabila ia dapat menjalin hubungan yang baik dengan anggota-anggota;
2. struktur tugas: penugasan terstruktur baik, jelas, eksplisit, terprogram, akan memungkinkan pemimpin lebih berpengaruh daripada penugasan itu kabur, tidak jelas, dan tidak terstruktur.
3. Posisi kekuasaan: pemimpin akan mempunyai kekuasaan dan pengaruh lebih banyak apabila posisinya atau kedudukannya memperkenankan ia memberi ganjaran, hukuman, mengangkat dan memecat daripada ia tidak memeliki kedudukan seperti itu.
C. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYA DAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN.
Hasil studi Tannenbaum dan Schmidt sebagaimana dikutip Kadarman , et.al (1996) menunjukkan bahwa gaya dan efektivitas gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh:
1) Diri Pemimpin. Kepribadian, pengalaman masa lampau, latar belakang, dan harapan pemimpin sangat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan di samping gaya kepemimpinan yang dipilih.
2) Ciri Atasan. Gaya kepemimpinan atasan (dalam sebuah organisasi) sangat mempengaruhi orientasi pemimpin (organisasi) tersebut).
3) Ciri Bawahan. Respon yang diberikan oleh bawahan akan menentukan efektivitas kepemimpinan. Latar belakang pendidikan bawahan sangat menentukan pula cara pimpinan menentukan gaya kepemimpinan.
4) Persyaratan Tugas. Tuntutan tanggungjawab pekerjaan bawahan akan mempengaruhi gaya kepemimpinan atasan.
5) Perilaku dan harapan rekan. Rekan sekerja atasan/pemimpin merupakan kelompok acuan yang penting. Pendapat / masukan yang diberikan rekan-rekan sejawat pemimpin akan mempengaruhi efektivitas hasil kerja pimpinan.
BEKAL MINIMAL SEORANG PEMIMPIN.
Yang sebenarnya menjadi seorang pemimipin itu tidak mudah. Kalau untuk menjadi pemimpin yang asal-asalan memang tidak dituntut syarat tertentu/minimal. Asal berani berteriak. Okelah. Apalagi di jaman reformasi ini, yang menurut saya sudah tidak ada lagi “roh” reformasinya, karena sudah kebablasan, asal berani teriak keras, dan menjadi idola, besar kemungkinan menjadi pemimpin. Persoalannya, pemimpin yang capable yang seperti apa? Apa syarat-syarat minimal yang seharusnya dipenuhi oleh seorang calon pemimpin? Berikut akan disampaikan hal tersebut. Seorang pemimpin semestinya memiliki bekal-bekal minimal sebagai berikut:
a) Memiliki Kharisma: menjadi pemimpin itu tidak mudah. Tidak semudah yang dibayangkan orang. Ia harus siap secara intelektual dan moral. Karena ia akan menjadi figure yang diharapkan banyak orang / bawahan. Perilakunya harus menjadi teladan / patut diteladani. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan diatas kemampuan rata-rata bawahannya. Singkatnya: seorang pemimipin harus mempunyai karisma. Karakteristik pemimpin yang punya karisma adalah: 1. Perilakunya terpuji; 2. Jujur dan dapat dipercaya, 3. Memegang komitmen; 4. Konsisten dengan ucapan; 5. Memiliki moral agama yang cukup.
b) Memiliki Keberanian: tidak lucu bila seorang pemimpin tidak memiliki keberanian. Minimal keberanian berbicara, mengemukakan pendapat, beradu argumentasi dan berani membela kebenaran. Secara lebih khusus keberanian itu ditunjukkan dalam komitmen: berani membela yang benar; memegang tegug pada pendirian yang benar; tidak takut gagal; berani ambil resiko; dan berani bertanggungjawab.
c) Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain: salah satu ciri bahwa seseorang memiliki jiwa kepemimpinan adalah kemampuannya mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kemampuannya berkomunikasi, ia dapat mempengaruhi orang lain. Bagaimana caranya untuk mempengaruhi orang lain? 1. Membuat orang lain merasa penting; 2. Membantu kesulitan orang lain; 3. Mengemukakan wawasan dengan cara pandang yang positif; 4. Tidak merendahkan orang lain; 5. Memiliki kelebihan atau keahlian.
d) Mampu Membuat Strategi: seorang pemimpin semestinya identik dengan seorang ahli strategi. Maju-mundurnya perusahaan, gagal/berhasilnya suatu organisasi, banyak ditentukan oleh strategi yang dirancang oleh pimpinan perusahaan/ pimpinan organisasi. Bagaimana criteria seorang pemimpin yang mampu menyusun strategi? 1. Menguasai medan; 2. memiliki wawasan luas; 3. berpikir cerdas; 4. kreatif dan inovatif; 5. mampu melihat masalah secara komprehensif; 5. mampu menyusun skala prioritas; dan 5. mampu memprediksi masa depan.
e) Memiliki Moral yang Tinggi: menurut saya, moralitas merupakan ukuran berkwalitas atau tidaknya hidup seseorang. Apalagi seorang pemimpin yang akan menjadi panutan. Seorang pemimpin adalah seorang panutan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan. Bagaimana tanda-tanda seorang pemimpin yang bermoral tinggi? Sbb: 1. tidak menyakiti orang lain; 2. menghargai siapa saja; 3. bersikap santun; 3. Tidak suka konflik; 4. Tidak gegabah / grusah-grusuh; 5. Tidak mau memiliki yang bukan haknya; 6. Perkataannya terkendali dan penuh perhitungan; 7. Perilakunya mampu dijadikan contoh.
f) Mampu menjadi Mediator: seorang pemimpin yang bijak mampu bertindak adil dan berpikir obyektif. Dua hal tersebut akan menunjang tugas pimpinan untuk menjadi seorang mediator. Syarat seorang mediator meliputi beberapa criteria: 1. berpikir positif; 2. setiap ada masalah selalu berada di tengah; 3. meliki kemampuan melobi; 4. mampu mendudukkan masalah secara proporsional; 5. mampu membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
g) Mampu menjadi Motivator: hubungan seorang pemimpin dengan motivasi yaitu seorang pemimpin adalah / sekaligus seorang motivator. Tidak boleh tidak. Demikianlah memang seharusnya. Pimpinan adalah titik sentral dan titik awal sebuah langkah akan dimulai. Motivasi akan lahir jika pimpinan menyadari fungsinya sebagai motivator. Tanda-tanda seorang pemimpin menyadari fungsinya sebagai motivator: 1. memiliki kepedulian kepada orang lain; 2. mampu menjadi pendengar yang baik; 3. mengajak kepada kebaikan; 4. mampu meyakinkan oranglain; 5. berusaha mengerti keinginan orang lain.h) Memiliki Rasa Humor: akan lebih mudah seorang pemimpin melaksanakan tugas kepemimpinannya – jika didukang sifat humoris pimpinan; memiliki humor yang tinggi. Kata orang humor lebih penting dari kenaikan gaji. Termasuk kategori pemimpin yang memiliki rasa humor adalah sebagai berikut: 1. murah senyum; 2. mampu memecahkan kebekuan suasana; 3. mampu menciptakan kalimat yang menyegarkan; 4. kaya akan cerita dan kisah-kisah lucu. 5. Mampu menempatkan humor pada situasi yang tepat.Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin". Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Pengertian Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi kepemimpinan
merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan
penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar
supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).
Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim
Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan
dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan
sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan
dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
1) Kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
2) Di
dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan
oleh pemimpin, dan
3) Adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Beberapa pendapat ahli mengenai Kepemimipinan :
1. John Piffner, Kepemimpinan merupakan
seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau
kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki
(H. Abu Ahmadi, 1999:124-125)
(H. Abu Ahmadi, 1999:124-125)
2. Tannebaum,
Weschler and Nassarik,
1961, 24, Kepemimpinan
adalah pengaruh antar
pribadi, dalam situasi tertentu
dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
tertentu
3. Jacobs & Jacques, 1990, 281 Kepemimpinan adalah suatu
proses yang memberi arti (penuh arti Kepemimpinan) pada kerjasama dan
dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan.
4. Slamet, 2002: 29 Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
5. Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7 Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
6. Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 29 Kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk
mencapai adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung
melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
7. Thoha, 1983:123 Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu).
7. Thoha, 1983:123 Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu).
8. Ngalim Purwanto ,1991:26 Kepemimpinan
adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian,
termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka
meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin,
serta merasa tidak terpaksa.
(Dari
uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi perilaku seorang atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan
tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di
dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang
dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengafuhi,
membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas
utatna seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas
pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari
itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya,
anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu
memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan.
Faktor-faktor penting
yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:
1. Pendayagunaan Pengaruh
2. Hubungan Antar Manusia
3. Proses Komunikasi dan
4. Pencapaian Suatu Tujuan.
Unsur-Unsur Mendasar
Unsur-unsur
yang mendasari kepemimpinan dari defmisi-defmisi yang dikemukakan di atas,
adalah:
1. Kemampuan mempengaruhi orang
lain (kelompok/bawahan).
2. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang
lain atau kelompok.
3. Adanya unsur kerja
sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan
Karakteristik
seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai
berikut:
1. Seorang yang belajar seumur hidup : Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, beJajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan : Seorang pemimpin tidak
dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpjn dengan prinsip melayani
berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya
lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3. Membawa
energi yang positif
: Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif
didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk
itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin
hams dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak
ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin haras dapat menunjukkan energi
yang positif, seperti;
a. Percaya pada orang lain : Seorang pemimpin mempercayai orang lain
termasuk
staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan
pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan
kepedulian.
staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan
pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan
kepedulian.
b. Keseimbangan dalam kehidupan : Seorang pemimpin haras
dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c. Melihat kehidupan sebagai
tantangan :
Kata 'tantangan' sering diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti
kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan
adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari
dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan,
kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi : Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang, atasan, staf, teman sekerja.
d. Sinergi : Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang, atasan, staf, teman sekerja.
e. Latihan mengembangkan diri
sendiri :
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai
keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses
dalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan
dengan:
1) Pemahaman materi;
2) Memperluas materi melalui belajar dan pengalaman;
3) Mengajar materi kepada orang lain;
4) Mengaplikasikan
prinsip-prinsip;
5) Memonitoring hasil;
6) Merefleksikan kepada hasil;
7) Menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
8) Pemahaman baru; dan
9) Kembali menjadi diri sendiri lagi.
Pemimpin
adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan
di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan.
(Kartini Kartono, 1994 : 181). Pemimpin jika dialihbahasakan
ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk
me-LEAD anggota disekitarnya.
Makna LEAD
adalah :
a. Loyality,
seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya dan
memberikan loyalitasnya dalam
kebaikan.
b.
Educate,
seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan
tacit knowledge pada rekan-rekannya.
tacit knowledge pada rekan-rekannya.
c.
Advice,
memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
d.
Discipline,
memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan
dalam setiap aktivitasnya.
dalam setiap aktivitasnya.
Tugas Pemimpin
Menurut James A.F Stonen,
tugas utama seorang pemimpin adalah:
a. Pemimpin
bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung
jawab untuk
bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.
bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.
b. Pemimpin
adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas): Seorang pemimpin
bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,mengadakan evaluasi,
untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggungjawab untuk kesuksesan
stafhya tanpa kegagalan.
c. Pemimpin
menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya
pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada
staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu
secara efektif,dan
menyelesaikan masalah secara efektif.
d.
Pemimpin harus
berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi
seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat
mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan
seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
e.
Manajer adalah
forcing mediator :
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
f. Pemimpin
adalah politisi dan diplomat:
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang
diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
g. Pemimpin membuat keputusan
yang sulit :
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Menurut
Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
a. Peran huhungan antar
perorangan, dalam
kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih,
direktur, mentor konsultasi.
b. Fungsi Peran informal sebagai
monitor,
penyebar informasi dan juru bicara.
c. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha,
penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.
Kriteria Seorang
Pemimpin
Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai
pemimpin setidaknya memenuhi beberapa kriteria,yaitu :
a. Pengaruh : Seorang pemimpin adalah
seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini menjadikan sang pemimpin diikuti dan
membuat orang lain tunduk pada apa yang dikatakan sang pemimpin. John C. Maxwell,
penulis buku-buku kepemimpinan pernah berkata: Leadership is Influence (Kepemimpinan
adalah soal pengaruh). Mother Teresa dan Lady Diana adalah contoh kriteria seorang pemimpin yang punya pengaruh.
b. Kekuasaan/power :
Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang
lain karena dia memiliki
kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya. Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang
dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang yang mau menjadi pendukungnya.
Kekuasaan/kekuatan yang dimiliki sang pemimpin ini menjadikan
orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang pemimpin, tanpa itu mereka
tidak dapat berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme, dimana
kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan.
c. Wewenang : Wewenang di sini dapat
diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin untuk menetapkan
sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan. Wewenang di sini juga dapat
dialihkan kepada bawahan oleh pimpinan apabila sang pemimpin percaya bahwa bawahan
tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik, sehingga
bawahan diberi kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur
tangan dari sang pemimpin.
d. Pengikut : Seorang pemimpin yang
memiliki pengaruh, kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai
pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang
memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya
pengikut maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal
yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.
Pemimpin Sejati
Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:
a. Visioner: Punyai
tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan
Hidup Anda adalah Poros Hidup Anda. Andy Stanley dalam bukunya Visioneering, melihat
pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih
besar daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.
b. Sukses
Bersama :
Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya.
Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri, namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.
Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri, namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.
c. Mau Terus Menerus Belajar dan
Diajar (Teachable and Learn continuous) : Banyak hal yang harus dipela ari oleh
seorang pemimpin jika ia mau terus survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh
para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar baik oleh pemimpin lain ataupun
bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah penting
bagi seorang Pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan
bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para Pemimpin akan
mendorong Skill kepemimpinan akan meningkat.
d. Mempersiapkan Calon-calon
Pemimpin Masa depan : Pemimpin Sejati bukanlah
orang yang hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi
generasi atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang
yang visioner yang mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa
depan. Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut
seorang Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini,
seorang Pemimpin sejati pasti dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para
pemimpin muda lainnya.
Persyaratan Pemimpin
Di dalam Islam seorang pemimpin haruslah
mempunyai sifat:
a. SIDDIQ artinya jujur, benar, berintegritas
tinggi dan terjaga dari kesalahan
b. FATHONAH artinya jerdas, memiliki
intelektualitas tinggi dan professional
c. AMANAH artinya dapat dipercaya,
memiliki legitimasi dan akuntabel
d. TABLIGH artinya senantiasa
menyammpaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan
komunikatif.
Di dalam Alkitab
peminipin harus mempunya sifat dasar : Bertanggung jawab, Berorientasi pada
sasaran, Tegas, Cakap, Bertumbuh, Memberi Teladan, Dapat membangkitkan
semangat, Jujur, Setia, Murah hati, Rendah hati, Efisien, Memperhatikan, Mampu
berkomunikasi, Dapat mempersatukan, serta Dapat mengajak.
Pada ajaran Budha di kenal dengan DASA RAJA
DHAMMA yang terdiri dari :
a. DHANA
(suka
menolong, tidak kikir dan ramah tamah),
b. SILA (bermoralitas tinggi),
c. PARICAGA Imengorban segala sesuatu
demi rakyat),
d. AJJAVA (jujur dan bersih),
e. MADDAVA (ramah tamah dan sopan
santun),
f. TAPA (sederhana dalam
penghidupan),
g. AKKHODA (bebas dari kebencian dan
permusuhan),
h. AVIHIMSA (tanpa kekerasan)
i. KHANTI (sabar, rendah hati, dan
pemaaf),
j. AVIRODHA (tidak menentang dan tidak
menghalang-halangi).
Pada ajaran Hindu,
falsafah kepemimpinan dijelaskan dengan istilah-istilah:
a. PANCA
STITI DHARMENG PRABHU
yang artinya lima ajaran seorang pemimpin,
b. CATUR
KOTAMANING NREPATI
yang artinya empat sifat utama seorang pemimpin
c. ASTA
BRATlA yang
artinya delapan sifat mulia para dewa,
d. CATUR
NAYA SANDHI
yang artinya empat tindakan seorang pemimpin, Dalam
Catur Naya Shandi pemimpin harus mempunyai sifat yaitu :
Catur Naya Shandi pemimpin harus mempunyai sifat yaitu :
- SAMA /dapat menandingi kekuatan musuh
- BHEDA /dapat melaksanakan tata tertib dan disiplin kerja - DHANA /dapat mengutamakan sandang
dan papan untuk
rakyat
- DANDHA / dapat menghukum
dengan adil mereka yang bersalah.
Trait Theory (Keith Davis) Ciri
Utama Pemimpin yang
Berhasil
a.
Intelegensia
b.
Kematangan
Sosial
c.
Inner
Motivation
d.
Human
Relation Attitude
Ciri-Ciri Pemimpin
Sukses ( Stogdill; 1974)
a. Adaptable To Situations
b. Alert To Social Environment
c. Ambitious And Achievement
Oriented
d. Assertive
e. Cooperative
f. Decisive
g. Dependable
h. Dominant (Desire To Influence
Others)
i. Energetic (High Activity
Level)
j. Persistent Self-Confident
k. Tolerant Of Stress
l. Willing To Assujne
Responsibility
Skills Pemimpin Sukses
(Stogdill; 1974)
a. Clever
b. Conceptually Skilled
c. Creative
d. Diplomatic And Tactful
e. Fluent In Speaking
f. Knowledgeable About Group Task
g. Organized (Administrative
Ability)
h. Persuasive
i. Socially Skilled
Referensi:
Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers. Servant Leadeship atau Kepemimpinan Hamba oleh Meme Mery, SE, Trainer di PT PHILLIPS, Inc JKT.