Halaman

Disiplin, Percaya Diri, dan Tangguh Adalah Kunci Kesuksesan

Welcome

Living with Integrity (Memercayai,Mengatakan dan Melakukan yang Benar sesuai Panggilan Allah)

20 Agustus 2015

GANGGUAN PENCERNAAN BAYI

 
Kenali gangguan sistem pencernaan pada bayi dan balita dan cara mengatasinya.

1. IRRITABLE BOWEL SYNDROME

Gangguan fungsi seluruh sistem pencernaan bayi sehingga menyebabkan sakit perut, sembelit, atau diare. Penyebabnya belum diketahui pasti. Beberapa ahli memperkirakan berkaitan dengan kontraksi usus yang tidak normal.

Gejala: kebiasaan buang air besar (BAB) berubah, lebih sering jika diare dan lebih jarang jika sembelit.

Atasi dengan: Menghentikan pemberian makanan atau minuman yang memicu timbulnya gejala, seperti yang banyak bumbu, terlalu manis, asam atau asin.

2. HIPERTROFI PILORUS STENOSIS (Hypertrophy Pyloric Stenosis)

Penyebabnya karena kelainan saluran pencernaan, ditandai penyempitan saluran usus 12 jari akibat penebalan otot dinding usus, yang mengakibatkan makanan akan dimuntahkan kembali oleh bayi.

Gejala: Muntah yang biasanya muncul saat bayi berusia 2–12 minggu.

Atasi dengan: Menjalani operasi kecil pada otot-otot pilorus yang disebut pyloromyotomy. Operasi dilakukan dengan menyayat, tidak memotong otot pilorus yang menebal untuk melebarkan saluran.

3. SAKIT PERUT BERULANG

Sering dialami anak usia 3 tahun. Bayi akan rewel karena belum mampu mengemukakan keluhannya. Penyebabnya bisa gangguan psikologis, sosial, dan lingkungan yang memicu stres, seperti hari pertama sekolah.

Gejala: Sakit perut berulang yang berupa serangan nyeri perut tiga kali atau lebih selama lebih dari tiga bulan dan mengakibatkan gangguan aktivitas.

Atasi dengan: Mencari faktor penyebab utamanya. Bila disebabkan faktor psikis, konsultasikan kepada psikolog anak.

4. DIARE KARENA ALERGI

Penyebabnya alergi terhadap protein susu sapi.

Gejala: Diare berlendir dan terkadang terdapat darah, kulit gatal kemerahan dan batuk berdahak.

Atasi dengan: Menghentikan pemberian susu sapi kepada bayi dan menggantinya dengan susu kedelai atau susu khusus yang proteinnya telah diproses. Hindari produk makanan yang mengandung susu sapi.

5. RADANG USUS BUNTU

Dalam istilah medis disebut Appendicitis atau peradangan pada appendiks (usus buntu). Penyebabnya karena ada sebagian kotoran di usus atau sisa makanan terperangkap di dalamnya. Apendiks yang radang akan menyebabkan nyeri dan membuat usus rentan pecah.

Gejala: Sakit perut, terutama dimulai di sekitar pusar dan bergerak ke samping kanan bawah, nafsu makan menurun, mual dan muntah, diare dan demam.

Atasi dengan: Dilakukan operasi dengan membuka dinding perut untuk memotong dan membuang apendiks atau usus buntu yang meradang tersebut

6. USUS TERLIPAT

Ini terjadi bila satu bagian usus masuk ke dalam usus yang terletak di atasnya dan terjadi secara spontan. Banyak dialami bayi yang usia 5-10 bulan. Penyebabnya belum diketahui.

Gejala: Bayi menangis, muntah berupa cairan hijau, diare berdarah, dan bila ususnya sudah tersumbat total, bayi tidak dapat buang angin dan buang air besar.

Atasi dengan: Memberi cairan kontras untuk mengetahui bagian usus yang terlipat atau dilakukan tindakan pembedahan.

7. PERDARAHAN SALURAN CERNA ATAS

Bayi menunjukkan cairan muntah disertai bercak darah segar atau darah yang berwarna kehitaman seperti kopi, akibat darah yang mengalami denaturasi oleh asam lambung. Penyebabnya karena ada luka tukak dan duodenum (pada usus 12 jari) atau ada varises pada kerongkongan yang pecah.

Gejala: Muntah darah dan kotoran (feses) yang dikeluarkan saat buang air besar berwarna hitam.

Atasi dengan: Membawa bayi ke dokter atau rumah sakit terdekat.

8. ATRESIA BILIER

Gangguan sistem pencernaan yang kerap dialami bayi di minggu pertama lahir. Gangguannya berupa penyumbatan total aliran empedu akibat saluran empedu hilang sebagian atau seluruhnya. Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun diduga berkaitan dengan infeksi oleh virus Sitomegalo Rubella, Rotavirus, dan Reovirus tipe 3.

Gejala: Bayi kuning sejak lahir, buang air kecil berwarna coklat dan buang air besar berwarna putih seperti dempul.

Atasi dengan: Membawa bayi ke dokter, karena biasanya diatasi dengan tindakan operasi, tidak cukup dengan menjemur bayi yang kuning selama 2-3 minggu.

9. GANGGUAN PENCERNAAN LAIN

- Refluks. Dialami oleh 50% bayi usia kurang dari 3 bulan dan 5% oleh bayi usia 10-12 bulan.
- Diare karena infeksi. 70% kasus diare akut pada bayi disebabkan infeksi rotavirus.
- Kolik infantile. Dialami sekitar 20% bayi usia 2 minggu sampai 4 bulan.
- Intoleransi laktosa. Banyak ditemukan pada bayi dan dapat hilang setelah anak berumur 3-4 tahun.
- Sembelit. Lebih sering ditemukan pada anak prasekolah dan anak sekolah.
- Kembung. Pada bayi umumnya karena sistem pencernaannya belum berkembang dan berfungsi dengan baik.
- Cegukan. Cegukan banyak dialami bayi karena belum “pandai” makan dan minum.

sumber: www.ayahbunda.co.id

BAGAIMANA MERAWAT ANAK DEMAM DI RUMAH?

Ukurlah suhu tubuh anak anda dengan termometer. Penilaian suhu melalui sentuhan tangan sangat tidak akurat. Jangan berpikir bahwa keparahan penyakit tergantung dari tingginya demam. Banyak penyakit berat dan mematikan yang tidak disertai dengan demam tinggi.

Hal-hal yang harus diperiksa saat anak ada demam adalah:

1. WARNA KULIT

- Perhatikan warna kulit, bibir dan lidah, apakah ada perubahan warna?
- Anda harus khawatir jika bibir tampak biru atau pucat, dan kulit berbercak-bercak seperti marmer.

2. TINGKAT AKTIVITAS ANAK

- Apakah anak sadar dan respon penuh?
- Apakah anak sangat lemas dan sulit untuk bangun?
- Apakah anak menangis dengan kuat ataukah lemah?
- Apakah anak masih dapat berkomunikasi dengan baik seperti biasa dan main seperti biasa?

3. KECUKUPAN CAIRAN (HIDRASI)

- Apakah asupan cairan cukup?
- Apakah anak masih dapat minum?
- Apakah mulut dan lidah tampak basah?
- Apakah jumlah air seni berkurang?
- Apakah frekuensi berkemih berkurang?
- Apakah cubitan kulit perut kembali dengan cepat?
- Apakah anak muntah hijau?

4. POLA NAPAS

- Apakah napas anak tampak cepat?
- Apakah saat napas anak merintih?
- Apakah terdapat tarikan dinding dada saat bernapas?

5. POLA DEMAM

- Apakah anak demam lebih dari 5 hari?
- Apakah anak anda berusia kurang dari 3 bulan dan demam lebih dari 38 C?
- Apakah usia anak 3-6 bulan dan demam lebih dari 39 C?

6. PERHATIKANLAH SENDI-SENDI

- Adakah pembengkakan sendi?
- Apakah gerakan anak terbatas karena terdapat kelumpuhan atau nyeri tungkai?

7. TANDA LAIN

- Perhatikan adakah perdarahan?
- Leher yang kaku?
- Atau ubun-ubun yang membonjol?

KAPAN PERLU MEMBAWA ANAK KE DOKTER?

- Usia anak kurang dari 3 bulan (kecuali anak anda pasca imunisasi DPT, demam dapat disebabkan karena efek samping imunisasi).
- Demam lebih dari 40,5 C
- Anak sulit dibangunkan
- Leher kaku
- Tidak mampu makan, menelan dan mengeluarkan banyak liur
- Kesulitan bernapas (sesak napas)
- Bercak-bercak biru keunguan pada kulit.
- Anak mengeluh rasa nyeri atau terbakar saat berkemih.
- Anak kejang
- Anda merasa ada yang tidak beres dan perlu pendapat dokter untuk menilainya

ANDA DAPAT MERAWAT ANAK DEMAM DENGAN CARA:

- Memberikan obat penurun panas
- Memberian cairan yang cukup, minum sedikit-sedikit tapi sering.
- Gunakan pakaian yang ringan, jangan membungkus anak berlebihan.
- Jika anak kedinginan dan menggigil dapat diselimuti dengan selimut yang tidak tebal.
- Jangan memberikan obat demam secara rutin, pantaulah pola demam anak dan berikan obat demam bila perlu.

sumber: www.milissehat.web.id

LIMA TIPS JITU MEREDAKAN TANGISAN BAYI



Semua orang tua yang sedang memiliki bayi pasti tertarik dengan topik ini. Terkadang di tengah malam yang hening, tiba-tiba si bayi menangis keras dan sulit dihentikan. Berikut ini cara-cara Dr Harvey Karp untuk meredakan tangisan bayi.
Sejak bayi lahir hingga 3 bulan pertama, Dr Harvey menamakannya sebagai Trimester Keempat. Mengapa demikian? Karena pada masa itu bayi masih melakukan penyesuaian dengan lingkungan baru di luar rahim. Pada dasarnya bayi menangis ada alasannya, misalnya lapar, sakit perut, mengantuk, kegerahan, kedinginan, ingin digendong, atau bosan. Bila kita sudah menerka-nerka dan melakukan berbagai cara untuk menjawab tangisannya namun tangisan tidak bisa diredakan juga, berikut ini beberapa tips dari Dr Harvey Karp.

Dalam videonya The Happiest Baby On The Block, Dr Karp menjabarkan cara-cara meredakan tangisan bayi yang disingkat menjadi 5S. Apa saja 5S itu?

1. SWADDLING (BEDONG)

Bedong dapat meredakan tangisan bayi karena membuat hangat dan terdekap, serasa seperti masih di dalam rahim. Perhatikan cara membedong yang baik karena bedong yang terlalu kencang tidak baik untuk bayi. Pilihlah bahan kain yang nyaman agar bayi tidak kepanasan.

2. SIDE/STOMACH POSITION

Bila bedong saja belum cukup, gendong bayi dalam posisi miring atau tengkurap. Secara refleks, tangisan bayi akan mereda.

3. SWINGING

Ayunan lembut dapat menenangkan bayi, tetapi ayunan yang paling ampuh untuk meredakan tangisan bayi adalah jiggling, yaitu mengayunkan badan bayi secara lembut sekali dengan gerakan ke kiri dan ke kanan, sehingga kepala bayi terayun seperti gerakan geleng-geleng kepala lembut. Lakukan perlahan, hal ini aman bila tidak dilakukan dengan gerakan kencang.

Untuk lebih jelasnya bagaimana melakukan jiggling, simaklah video ini --> http://youtu.be/QCg4EsJM6vc . Cara ini ampuh untuk meredakan tangisan bayi dalam sesaat. Jiggling dapat dilakukan pada bayi yang tengkurap ataupun terlentang.

4. SHUSHING

Shushing adalah membuat suara “sus….” yang panjang di telinga bayi. Suara ini adalah suara white noise yang ampuh untuk meredakan tangisan bayi. Suara shushing ini mirip dengan suara yang didengar bayi ketika ia masih berada di dalam rahim.

5. SUCK

Suck (menghisap) adalah salah satu kegemaran bayi. Bayi butuh menghisap sesuatu. Bila tidak ada empeng, untuk kondisi darurat biarkan bayi menghisap jari kita untuk menghentikan tangisannya. Namun pastikan jari Anda benar-benar bersih. Lakukan “S” kelima ini hanya bila terpaksa.

sumber: http://id.theasianparent.com/
— with Susy Susanti.

ULASAN DOKTER TENTANG OBAT BATUK UNTUK BAYI


Bayi terkena penyakit batuk pilek tentunya kasihan sekali. Ia jadi tidak dapat tidur nyenyak dan rewel. Sebagian disertai demam, serta beresiko terkena infeksi telinga. Ayah dan ibu tentunya ingin bidadari kecil ini segera sembuh dari penyakit ini. Bolehkah memberikan obat batuk pada bayi?

Kali ini, kami menanyakan seputar obat batuk pilek untuk bayi, kepada Dokter Spesialis Anak, dr. Edward Surjono, Sp.A. Berikut ini adalah ulasannya.

BATUK PILEK DAPAT TERJADI 10 KALI DALAM SETAHUN

Batuk atau pilek pada anak – anak adalah hal yang biasa dan lumrah terjadi. Dalam setahun batuk pilek bisa terjadi hingga 10 kali bahkan lebih, terutama pada anak yang memiliki bakat alergi.

Tidak semua batuk pilek perlu diberikan obat. Selama anak tetap aktif, makan/minum seperti biasa, bermain seperti biasa dan tidur tidak terganggu, ia tidak perlu diberikan obat.

Yang penting, ketahuilah penyebabnya. Misalnya, apakah anak memiliki turunan alergi? Sering bersin di pagi hari? Apakah kulitnya kemerahan/sensitif? Apakah ia memiliki penyakit asma?

BAGAIMANA POLA HIDUP SEHAT UNTUK MEMINIMALKAN PENYAKIT BATUK?

Biasakanlah pola hidup yang baik dan bersih agar anak tidak batuk karena debu. Hal-hal kecil yang sering kita tidak sadari misalnya ketika kita bersih-bersih rumah.

Bila sedang menyapu, ganti gorden, atau sprei, anak harus berada di luar kamar. Bila debu terlalu banyak, sebaiknya jangan disapu tetapi langsung divakum atau dipel. Begitu pula kemoceng sebaiknya dihindari, gunakanlah lap basah sebagai gantinya.

Boneka berbulu yang menjadi sarang debu harus sering dibersihkan, atau disingkirkan dan dibungkus plastik. Rak buku, lemari baju, kipas angin, serta AC juga harus rajin dibersihkan.

Bila anak Anda tidur menggunakan AC di malam hari, sebaiknya AC tidak nonstop. Gunakan timer untuk mengatur lama penggunaan AC. Gunakan selimut atau baju lengan panjang dan celana panjang dengan kaos kaki, bila diperlukan.

APAKAH OBAT BATUK YANG BAIK UNTUK BAYI, DAN MULAI USIA BERAPA BOLEH DIBERIKAN?

Tidak semua batuk pilek butuh obat. Apabila mengganggu sekali dapat diberikan obat batuk pilek yang paling ringan seperti salinase / Nacl 0.9 % atau “air garam steril” yang tidak mengandung bahan yang berbahaya.

Cairan ini aman dan dapat diberikan kapan saja dengan tetesan berapapun juga, bila terkena mata pun tidak mempunyai efek samping.

Obat-obat batuk pilek lainnya, sebaiknya dihindari bila tidak diperlukan atau dengan pertimbangan tertentu setelah konsultasi dengan dokter masing-masing.

APA BENAR BAYI YANG MENYUSU ASI BISA SEMBUH BILA IBUNYA YANG MINUM OBAT BATUK?

Bayi tidak akan mendapatkan efek bila obat batuk pilek diberikan kepada ibu, karena obat-obatan jenis ini tidak dikeluarkan melalui ASI. Andaikan ada yang tersalurkan lewat ASI-pun, jumlahnya sangat sedikit sekali sehingga hampir tidak ada.

Ada beberapa obat batuk yang tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui, jadi perhatikan label obat baik-baik dan bila ragu konsultasikanlah ke dokter terlebih dahulu.

dr. Edward Surjono, Sp.A
- Staff pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya
- RS Grha Kedoya, Jalan Panjang Arteri no 26, Kedoya, Jakarta Barat. Telp. 021-29910999

sumber: http://id.theasianparent.com/
— with Susy Susanti.

KENAPA BAYI BARU LAHIR SERING BANGUN TENGAH MALAM?








 
Tidak sedikit orangtua baru yang merasa stres karena kurang tidur setelah memiliki bayi. Mereka jadi kerap bangun malam akibat pola tidur bayi yang belum teratur. Kenapa bayi sering bangun tengah malam? Berapa lama bayi sebenarnya tidur? Yuk pahami pola tidur buah hati baru Anda.

Dokter anak Steven Dowshen dari Alfred I. du Pont Hospital for Children menjelaskan ada penyebabnya kenapa bayi baru lahir rata-rata terbangun di malam hari. Hal itu karena bayi baru lahir belum bisa membedakan antara siang dan malam. Lambungnya yang kecil juga belum bisa menampung ASI atau susu formula cukup banyak untuk membuat mereka kenyang dalam jangka waktu lama.

Seperti dikutip dari Kids Health, bayi baru lahir membutuhkan makanan setiap beberapa jam. Tidak peduli itu apakah siang atau malah hari, mereka pasti akan bangun dan menangis saat merasa lapar.

BERAPA LAMA BAYI BARU LAHIR TIDUR?

Bayi yang baru lahir tidur selama 16 jam setiap harinya (atau bahkan lebih). Bayi baru lahir punya fase tidur yang berbeda yaitu mengantuk, gerakan mata cepat (REM: Rapid Eye Movement), tidur ringan, tidur nyenyak dan tidur yang sangat nyenyak. Seiring pertumbuhannya, tahapan tidurnya itu pun akan meningkat.

Memang awalnya orangtua baru bisa sangat stres menghadapi pola tidur bayi yang hanya bisa tidur nyenyak selama 3-4 jam ini. Sabar adalah kuncinya. Saat bayi semakin besar, dia akan beradaptasi dengan lingkungan di luar janin.

Bayi yang baru lahir juga harus diperhatikan kebutuhan makanannya. Cukup banyak dokter anak yang menyarankan pada para ibu agar tidak membiarkan bayi baru mereka tidur terlalu lama sehingga tidak disusui. Artinya ibu harus menawari bayi ASI setiap 3-4 jam atau bahkan lebih sering pada bayi yang berat badannya kurang atau lahir prematur. Perlu diketahui, bayi ASI juga akan lebih cepat lapar ketimbang bayi yang minum susu formula. Hal itu karena ASI lebih cepat dicerna oleh bayi. Sehingga bayi ASI setidaknya harus disusui setiap dua jam di minggu pertama kelahirannya.

BAGAIMANA BAYI SEHARUSNYA TIDUR?

Agar bayi terbiasa dengan waktu tidurnya, jadikanlah hal itu sebagai rutinitas. Namun perlu diingat, butuh waktu beberapa minggu untuk otak bayi bisa membedakan antara siang dan malam. Tidak ada trik khusus bagaimana agar proses itu bisa terjadi lebih cepat, kecuali Anda terus konsisten dengan rutinitas yang sudah diterapkan.

Selain waktu tidur, yang juga perlu diperhatikan adalah situasi bayi ketika tidur. Ciptakan lingkungan yang aman untuk bayi. Jangan taruh benda yang bisa membuatnya sulit bernapas, seperti mainan, bantal atau selimut. Agar bayi tetap hangat, tanpa selimut, gunakan saja baju dan celana panjang.

Posisi tidur bayi juga perlu diperhatikan. Tahun 1992 American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bayi agar tidur dengan posisi miring atau terlentang untuk mengurangi risiko kematian mendadak pada bayi (SIDS).

Namun saat bayi berusia 5-6 bulan, rata-rata bayi sudah bisa berguling ke sisi kanan kirinya. Sehingga orangtua perlu memberikan pembatas bagi bayinya, terutama saat tidur di malam hari. Namun biasanya risiko SIDS sudah mulai berkurang saat usia tersebut.

MEMBUAT BAYI BARU TIDUR DI MALAM HARI

Anda bisa membuat bayi baru terbiasa dengan situasi di luar janin pasca ia lahir dengan menghindari memberinya terlalu banyak stimulasi saat disusui atau diganti popoknya. Usahakan Anda tidur dengan lampu yang tidak terlalu terang. Jangan ajak bayi bermain atau terlalu banyak bicara dengannya. Hal-hal yang Anda lakukan itu akan membuatnya berpikir kalau malam hari adalah waktunya tidur.

Bayi yang terlalu lelah di siang hari dapat membuatnya sulit tidur di waktu malam. Membuat bayi terus terjaga di siang hari agar dia bisa lelah dan tidur nyenyak di malam hari, justru malah tidak akan membuatnya tidur nyenyak.

Saat akan tidur, lakukan rutinitas yang memang dilakukan menjelang tidur seperti membacakannya buku atau menyanyi. Meskipun si kecil masih terlalu muda untuk memahami kalau itu adalah sebuah rutinitas, setidaknya Anda sudah melakukan pola yang benar dan bermanfaat saat dia mulai besar.

Ketika bayi mulai rewel, tidak apa-apa Anda menggendong, memeluk dan bernyanyi untuk menenangkannya. Di bulan pertama kelahirnya, 'memanjakan' si kecil bukanlah suatu masalah. Malah penelitian menunjukkan bayi yang sering digendong risiko mengalami kolik dan rewel menurun.

sumber: http://health.detik.com/
— with Susy Susanti.

RADIASI PONSEL GANGGU PERKEMBANGAN OTAK BAYI


 






















        Walau bayi belum bisa menggunakan ponsel, tetapi paparan ponsel yang digunakan orang lain didekatnya ternyata berdampak buruk pada perkembangan otaknya. Terutama pada bayi berusia kurang dari 6 bulan.



Di usia 0-6 bulan, otak bayi sedang pesat berkembang. "Bukan hanya sel-sel dan kabelnya saja, tapi perkembangan otaknya juga dipengaruhi oleh sistem kelistrikan otak. Radiasi ponsel bisa mengganggu proses ini," kata dr.Ahmad Suryawan, Sp.A (K), dalam workshop bertema Managing Nutrition for Children to Embrace the New Parenting Trends yang diadakan FrieslandCampina di Denpasar, Bali (14/6/14).

Dokter yang akrab disapa dengan dokter Wawan itu menambahkan, ketika ponsel mulai dipakai luas pada 10-15 tahun lalu, para ahli banyak menyoroti efek ponsel pada tumor otak orang dewasa. Tetapi kini yang banyak disorot adalah pengaruhnya pada anak-anak.

"Kalau pada orang dewasa otaknya sudah terbentuk bagus. Tetapi anak-anak otaknya masih berkembang. Apalagi di usia kurang dari 6 bulan, otaknya sedang terbuka dan terjadi proses yang sangat penting. Begitu kita sekat dengan gelombang ponsel, sinyaling otak di usia dini akan terganggu,"paparnya.

Oleh karena itu Wawan menyarankan agar bayi dijauhkan dari ponsel. "Ibu yang sedang menyusui bayinya jangan sambil menggunakan ponsel. Kalau memang perlu memakai ponsel bisa keluar kamar dulu," sarannya.

Pada bayi berusia di atas 6 bulan, radiasi ponsel memang tidak terlalu mengganggu.

Beberapa penelitian yang dilakukan para ahli mengungkapkan, ponsel pintar (smartphone) ternyata memiliki tingkat radiasi yang lebih tinggi.

sumber: www.kompas.com

BAYI JUGA BISA STRES

 
Bayi juga bisa stres. Sayangnya, dia belum bisa ngomong memberitahukan hal-hal apa saja yang menjadi sumber stresnya. Tugas kita untuk membuat bayi nyaman dan bebas stres. Kenali dulu gejala dan penyebabnya, kemudian cari solusinya.

GEJALA

1. Rewel dan menangis. Menangis adalah tanda paling mudah dikenali bila bayi Anda sedang stres. Semakin keras dan lama tangisannya, menandakan dia semakin stres.

2. Murung. Biasanya ceria dan lincah kini ia pemurung dan enggan diajak bermain.

3. Tidur gelisah. Anak batita sangat membutuhkan tidur nyenyak dalam masa pertumbuhannya. Bayi kadangkala tidak tidur nyenyak. Tapi, Anda harus waspada bila bayi kecil kerap tidur gelisah. Terlebih bila bukan karena popoknya basah, haus atau lapar.

4. Perubahan kondisi fisik. Stres bisa menyebabkan anak sulit makan sehingga berat badannya berkurang. Selain itu stres biasanya menyerang organ paling lemah, misalnya kulit. Tanpa pemicu alergi, kulit seseorang bisa menunjukkan gejala alergi karena stres.

5. Tidak mau lepas. Bayi lengket terus pada ibunya. Biasanya tidak bermasalah bila ibu tak ada di sisinya. Kini Anda pergi sebentar saja dia menangis.

PENYEBAB

1. Kebutuhan dasar tidak terpenuhi. Lapar atau haus dan Anda tidak segera memberinya makanan atau minuman. Sering ditinggal sendirian sehingga kurang perhatian.

2. Rasa sakit dan tidak nyaman. Bayi tidak dapat mengatakan jika bagian mana dia merasa sakit atau tidak nyaman. Bila orang tua atau pengasuh tidak bisa mengenali sumber penyakit itu, bayi bisa stres.

3. Ayah dan ibu bertengkar. Bayi bisa sangat peka dengan kondisi emosi orang tuanya. Dia bisa merasakan situasi tegang dari ekspresi wajah dan nada bicara yang tinggi dan keras.

4. Tertular ibu. Ibu stres dapat menyebabkan bayi ikut stres, karena cara menangani bayi akan menjadi tidak tenang. Bayi dapat merasakan tekanan otot saat digendong, ekspresi wajah dan nada suara ibunya.

5. Sering pindah rumah. Menyebabkan anak tidak memiliki ‘home base’ yang memberinya rasa aman dan nyaman. Meski anak tetap dalam pengasuhan ibunya, ibu yang tidak mudah beradaptasi dapat mempengaruhi pengasuhannya pada bayi.

6. Berganti-ganti pengasuh dalam waktu singkat. Menyebabkan sering terjadi perubahan cara mengasuh. Bisa muncul perilaku menarik perhatian orang dengan cara negatif, misalnya sering menganggu, dan anak juga jadi mudah rewel atau mudah marah.

MENANGANI BAYI STRES

KENALI TEMPERAMEN BAYI. Sebelum Anda menolongnya, kenali temperamen bayi Anda. Ada tiga tipe temperamen anak, yaitu mudah, sulit dan slow-to-warm-up. Bayi dengan temperamen mudah takkan sulit beradapatasi dengan perubahan. Sebaliknya, bayi bertemperamen sulit lebih mudah stres karena sulit beradaptasi. Sedangkan bayi bertemperamen slow-to-warm-up bisa beradaptasi tapi butuh waktu lebih lama. Tergolong tipe mana bayi Anda?

Anda bisa mengenali temperamen bayi Anda, sejak ia dibawa pulang dari rumah sakit. Bayi dengan temperamen sulit akan terus menangis padahal secara fisik tak ada masalah, serta semua kebutuhannya sudah terpenuhi.

Setelah Anda kenal temperamen bayi Anda, bantu ia lepas dari stresnya dengan cara:

1. Memenuhi kebutuhan dasarnya. Seperti makan, minum dan kasih saying secara konsisten. Kebutuhan dasar terpenuhi membuat bayi merasa tenang dan aman.

2. Menciptakan lingkungan yang kondusif, berikan kehidupan stabil untuk bayi dengan hidup menetap. Ciptakan suasana rumah yang nyaman huni, tidak berisik, sejuk dan damai. Hindari bertengkar di dekat anak. Perbaiki pola hidup Anda agar Anda tidak stres.

3. Mengawasi pengasuh. Meski mempercayakan bayi pada pengasuh, bukan berarti Anda lepas tanggung jawab. Anda adalah pihak yang seharusnya paling tahu tentang semua hal yang berkaitan dengan bayi Anda. Pengasuh yang Anda percaya dan tampak bertanggung jawab belum tentu mengasuh bayi dengan baik dan penuh kasih sayang.

HAL LAIN YANG PERLU DIKETAHUI

1. Stres karena lapar, haus atau kurang perhatian dari orang tua segera lenyap bila kebutuhan itu terpenuhi. Namun, Anda harus tetap waspada karena berhenti menangis bukan berarti bayi sudah tidak stres.

2. Bayi yang stres karena perlakuan kasar pengasuh tetap merasakan ketidaknyamanan itu meski dia sudah tidak sering menangis. Dampaknya terlihat saat anak lebih besar.

3. Bila bayi dibesarkan dalam suasana tidak tetap dan selalu berpindah-pindah, muncul pandangan dalam dirinya bahw alingkungan adalah sesuatu yang keras, mencekam, dan membahayakan. Bayi bisa menjadi anak yang sulit percaya pada orang lain, perilakunya jadi kasar dan tidak bersahabat. Perubahan perilaku itu sudah bisa terlihat pada bayi usia 11 bulan.

sumber: www.ayahbunda.co.id

MENGENAL GIGI BAYI



Gigi bayi mulai terbentuk saat janin berumur enam minggu di dalam kandungan, dan terus berkembang sampai bayi lahir. Untuk disebut "tumbuh," gigi hanya perlu muncul pada gusi,” jelas Dr. Ginni Mansberg, seorang ilmu penyakit anak di Rumah sakit anak di Sydney, Australia.

Pertumbuhan gigi susu pertama hingga lengkap, memerlukan waktu tahunan. Menurut Dr. Mansberg, "Sekitar usia 2,5 hingga 3 tahun biasanya bayi baru bisa memiliki keseluruhan gigi. Ada juga memang, bayi yang lahir dengan 1-2 gigi, namun ada juga bayi yang sudah berumur 10 bulan masih ompong. Itu semua normal, karena pertumbuhan gigi bersifat sangat individual.” Namun sebagai panduan umum, lanjut Dr. Mansberg, kebanyakan bayi memiliki gigi susu pertama di usia 6-12 bulan. Bila tidak ada tanda-tanda tumbuh gigi di usia 12 bulan, periksakan bayi ke dokter gigi.

Gigi bawah bagian tengah -gigi seri tengah- adalah gigi pertama yang biasanya muncul duluan. Setelah itu, diikuti gigi tengah atas, lalu secara perlahan -atau cepat, tergantung anak- munculah gigi yang lainnya. Sangat normal bagi bayi mengalami hal yang berbeda dengan bayi lain. Jadi jangan jengkel saat gigi susu bayi Anda tumbuhnya sedikit telat. “Banyak orangtua bangga saat gigi pertama bayi mereka tumbuh lebuih dini. Padahal, tidak seperti mitos yang dipercaya, tumbuh gigi tidak ada hubungannya dengan perkembangan bayi, juga tidak berkaitan dengan keterampilan motorik seperti merangkak, berjalan, atau berbicara," ujar Dr. Mansberg.

PROSES PERTUMBUHAN GIGI BAYI

Cikal bakal gigi berupa tonjolan disepanjang geraham atas dan bawah, sudah mulai terbentuk pada janin usia 6 minggu. Lalu, akan terbentuk jaringan kras di sekeliling cikal bakal gigi tersebut saat janin berumur 3-4 bulan. Cikal bakal gigi ini akan tetap“bersembunyi” di dalam geraham, sampai bayi lahir dan mencapai umur sekitar 4-7 bulan.

Gigi pertama ada yang sudah mulai menampakkan diri saat bayi berumur 3 bulan. Namun, pada kebanyakan anak, gigi pertama rata-rata muncul di usia 6 bulan. Gigi yang dikenal dengan gigi susu ini, terakhir tumbuh ketika balita berumur 2-3 tahun. Pada usia ini, biasanya jumlah giginya sudah lengkap, yaitu 20 buah.

Setelah melewati masa balita, atau sejak dia berumur antara 6-7 tahun, gigi susunya akan tanggal secara bertahap dan digantikan oleh gigi tetap.

POLA UMUM URUTAN PERTUMBUHAN GIGI ANAK

a. Rahang Bawah
    - 6 bulan: Gigi seri tengan
    - 7 bulan: Gigi seri samping
    - 16 bulan: Gigi taring
    - 12 bulan: Gigi geraham pertama
    - 20 bulan: Gigi geraham kedua

b. Rahang Atas
    - 7,5 bulan: Gigi seri tengah
    - 9 bulan: Gigi seri samping
   - 18 bulan: Gigi taring
   - 14 bulan: Gigi geraham pertama
   - 24 bulan: Gigi geraham kedua

sumber: www.ayahbunda.co.id
— with Endi Purwa and Quinn Purwa Supriandi.

STIMULASI TUMBUH GIGI BAYI

 
Bayi umumnya tumbuh gigi pertamanya antara usia 4-7 bulan. American Academy of Pediatrics menunjukkan tanda-tanda bayi Anda sedang mengalami tumbuh gigi:
- Rewel, menangis dan lekas marah.
- Demam rendah (tidak lebih dari 101ºF.]
- Banyak mengeluarkan ludah (ngeces).
- Suka mengggit dan selalu ingin makan atau mengunyah benda yang dipegangnya.
- Bengkak dan nyeri gusi.


Berikan beberapa jenis makanan dan benda berikut ini, saat bayi akan tumbuh gigi, untuk membantu menstimulasi:

1. Es Loli Buah. Membuat guzi yang sakit terasa sejuk, sekaligus memberikan nutrisi.

2. Pisang Dingin. Potong jadi 2 bagian untuk mengurangi risiko tersedak. Setelah pisang mulai lunak, bayi dapat menggigit dan menikmatinya sebagai makanan selingan sehat.

3. Biskuit Teething. Sebagai alternatif yang cukup praktis. Jangan terlalu sering karena kadar gulanya yang tinggi dapat memicu gigi keropos.

4. Paha Ayam. Setelah dibersihkan dari daging dan tulang-tulang kecil, sepotong tulang paha ayam dapat menjadi penyalur rasa gatal pada gusi.

5. Botol Isi Air Es. Dinginnya es akan mematikan rasa nyeri dan gatal pada gusi.

6. Sendok dingin. Bungkus batang sendok dengan kain lembut untuk mengurangi bahaya terluka.

7. Teething Ring. Berikan setelah didinginkan sebagai pereda rasa sakit yang menyenangkan pada gusi.

8. Waslap Dingin. Sipakan selalu 2-3 waslap dingin di lemari es. Berikan untuk digigit-gigit sebagai alat penghilang rasa sakit.

TEETHER UNTUK MERANGSANG TUMBUH GIGI

Teether (mainan untuk digigit) bisa digunakan untuk merangsang pertumbuhan gigi bayi di usia 5-6 bulan ke atas. Saat itu gigi susunya mulai tumbuh dna gusinya gatal serta nyeri akibat gigi mendesak jaringan gusi. Dengan menggigit-gigit sesuatu, bayi merasa nyaman. Bentuknya yang padat digenggam dan dijumput juga dapat melatih ketrampilan motorik halus bayi.

Agar tidak berisiko dalam menggunakan teether seperti, terinfeksi penyakit, atau luka jika ada bagian yang tajam, sebaiknya:

- Beli teether dari produsen yang reputasinya terjaga.
- Setelah digunakan, segera cuci teether dengan air panas atau cairan pembersih khusus, lalu simpan dalam wadah yang bersih, agar terjaga kehigienisannya.
- Pilih teether yang dibuat dari lateks dan berisi gel, karena akan terasa lebih dingin daripada teether yang berisi air.
- Sesuaikan bentuk teether dengan mulut bayi. Jika masih berusia 5 bulan, pilih teether yang kecil.

sumber: www.ayahbunda.co.id

DILARANG MENGOLESKAN BALSAM YANG MENGANDUNG CAMPHOR SEPERTI Vicks VapoRub, Copal, KE BAYI-ANAK USIA < 2 TAHUN


Beberapa waktu lalu di salah satu media sosial seorang Ibu menanyakan kepada dokter anak apakah boleh mengoleskan Vicks VapoRub pada bayinya yang lagi pilek, dan jawaban dokter anak tersebut boleh. Kemudian saya luruskan bahwa tidak boleh (sesuai judul).

Salah satu kebiasaan, turun temurun di Indonesia adalah memberikan berbagai produk kosmetik bayi seperti bedak, cologne dll yg sebenarnya tidak perlu. Bayi2 bule di sini cuma perlu tissue basah dan popok aja.

Begitu pula saat bayi sakit seperti batuk pilek, bayi2 Indonesia penuh olesan, bisa balsem, bisa minyak kayu putih, bisa potongan bawang merah campur minyak, dll sementara bayi2 bule di sini ga dioles apa2, cukup nyala kan air mist humidifier di ruang di mana bayi berada terutama saat winter yang sangat kering & warmer nyala 24 jam.

Saat bayi pilek, hidungnya bumpet / tersumbat (istilah medisnya nasal congestion) banyak orang tua / pengasuh bayi yang mengoleskan balsam umumnya Vicks Vaporub. Padahal menurut mayoclinic, Vicks VapoRub tidak menyembuhkan hidung bumpet. Yang terjadi adalah bau mentol yang kuat memperdaya otak yang menghirup sehingga merasa bernapas lega melalui hidung yang tidak tersumbat. Oleh karena itu di kemasan Vicks Vapo Rub juga ada pencantuman tulisan decongestan. Secara kontras obat dekongestan oral tablet (diminum) & spray nasal dapat mengurangi pembengkakan di jalur pernapasan yang pertama yaitu hidung. Jadi Vicks VapoRub tidak efektif sebagai nasal decongestant.
Hanya satu artikel dari AAP yang menyatakan Vapo Rub dapat melegakan gejala2 common cold & membuat kualitas tidur anak lebih baik, hanya saja, bila kritis membaca penelitiannya, yang mendanai penelitian dengan sample kecil ini adalah Procter and Gamble yang merupakan Produsen Vicks Vapo Rub.

Masalah keefektifan & kemanjuran adalah yang pertama, yang lebih penting lagi adalah efek sampingnya. Vicks Vaporub yang mengandung camphor sebagai kandungan utamanya dapat menyebabkan keracunan fatal pada bayi dan anak bila tertelan beberapa sendok teh.

Camphor yang terserap tubuh dengan berbagai cara misalnya melalui kulit yang luka/pecah2 juga dapat membahayakan tubuh (toxic). Oleh karena itu walaupun anak yang lebih besar dari 2 tahun diperbolehkan mengoleskan balsam ini, jangan pernah mengoleskan Vick VapoRub ini sekitar lubang hidung.

Juga bila Vicks VapoRub mengenai mata, dapat melukai kornea mata. Juga dapat terjadi peradangan pada mata seperti mata yang berair dan penglihatan yang kabur setelah Vicks vaporub dioleskan pada dahi, sekitar mata dan sekitar hidung.

Terdapat kasus seorang anak balita yang mengalami Respiratory distress / gawat napas berat setelah Vicks Vapo Rub dioleskan di bawah hidungnya.

Terdapat juga laporan kasus bayi perempuan berusia 2 bulan menderita Hepatotoxicity (kerusakan hati) berat setelah Ibu bayi tersebut mengoleskan Vicks VapoRub pada dada, leher bayi 3 kali sehari selama 5 hari. Efek samping lain seperti dermatitis pada kulit dan bentuk2 iritasi kulit lainnya.

Oleh karena potensi bahaya inilah ACCP (American College of Chest Physicians) melarang penggunaan Vicks Vapo Rub dan produk sejenis yang mengandung camphor pada anak yang berusia kurang dari 2 tahun.

Mengenai Pilek Batuk / Selesma alias Common Cold bisa baca2 Notes saya :

https://www.facebook.com/notes/fatimah-berliana-monika-purba/seputar-batuk-pilek-hidung-melercommon-cold-pada-anak/10201611487954894

Untuk bayi-bayi yang pilek-meler-hidung bumpet sehingga sulit menyusu, bisa pilih posisi di mana kepala bayi lebih tinggi dari badan. Variasi posisinya misalnya Cradle Hold dengan agak tegak badan bayinya, atau posisi bayi di atas (Prone/Semi Reclining) (lihat gambar).

Bila masih kesulitan juga maka selang seling bisa diberikan ASI perah melalui cup feeder sehingga asupan cairan bayi (ASI) bayi tetap terjaga & bila di kamar/ruangan pakai AC, matikan ya.

Semoga bermanfaat, yuk Smart parents, lebih kritis dalam memberikan terapi suportif , Home treatment saat bayi / anak sakit

Sumber :

1. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/19136404/

2. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/expert-answers/nasal-decongestant/faq-20058569

3. Rationality of the Rubs and Balms in Common cold. Vijay Thawani *,Yamini Pusdekar , Savita Bhargav

4. http://www.aap.org/en-us/about-the-aap/aap-press-room/Pages/Vapor-Rub-Ointment-Can-Ease-Cold-Symptoms-in-Children-.aspx#sthash.aVrRWWSJ.dpuf

5. Cold remedy not for under-2s http://www.nuh.com.sg/news/media-articles_618.html

6. Vicks VapoRub Linked to Infant Breathing Problems http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2009/01/13/AR2009011301089.html

diambil dari: Fatimah Berliana Monika Purba 's FB
— with Muhammad Shiddiq.

KENALI POLA NAPAS BAYI BARU LAHIR

Coba perhatikan bayi Anda yang terlelap. Ya, terkadang napasnya tiba-tiba berhenti sebentar. Lain waktu, napasnya terdengar berbunyi. Kenali pola napas bayi baru lebih jauh!
 
 
 1. BERHENTI BERNAPAS
Berhenti bernapas (apnea) paling membuat bunda khawatir. Bagaimana tidak? Saat tidur, tiba-tiba napas bayi berhenti sekitar 5-10 detik. Setelah itu, dia bernapas lagi seperti tidak terjadi apa-apa. Kasus periodic breathing ini normal, dan lebih banyak terjadi pada bayi yang lahir prematur. Gejala apnea pada bayi prematur: napas berhenti selama 15 detik lalu bernapas lagi. Apnea terjadi karena bayi mengalami sumbatan pada saluran napas, atau karena sistem saraf pusat yang mengontrol pernapasannya belum berkembang sempurna.
 

2. BERNAPAS CEPAT
Bayi bernapas normal, lalu sedetik kemudian bernapas dengan cepat, kemudian normal kembali. Meskipun belum diketahui penyebabnya, pola napas ini masih dianggap normal.
Normalnya, frekuensi napas bayi baru lahir berkisar 40-60 tarikan per menit. Saat ia kepanasan atau menangis, frekuensi napasnya naik jadi lebih dari 60 tarikan per menit. Bayi terlihat seperti terengah-engah. Jika ia sudah merasa tidak kepanasan atau berhenti menangis, frekuensi napasnya akan kembali normal.

3. GROK, GROK

Selama dalam kandungan, paru janin terisi cairan amnion (ketuban). Pada saat ibu kontraksi dan bayi melewati jalan lahir, terjadi penekanan pada parunya sehingga cairan amnion ini terperas keluar. Pada proses selanjutnya, mekanisme tubuh bayi akan membersihkan cairan amnion dari paru-paru serta jalan pernapasannya. Inilah yang menyebabkan napasnya sedikit berbunyi. Kondisi ini normal dan biasanya sudah tertangani sebelum bayi pulang ke rumah.

Selain cairan amnion, di dalam saluran napas bayi terdapat lendir yang fungsinya sebagai saringan untuk mencegah kuman dan debu masuk ke paru. Bila suhu ruangan dingin –seperti malam atau pagi hari, atau mengunakan AC– lendir ini akan kental sehingga terdengar bunyi pada saat bayi bernapas. Bila ada alergi atau infeksi, lendir bisa bertambah banyak sehingga mengganggu pernapasan bayi. Konsultasikan dengan dokter cara menanganinya.

KE DOKTER BILA:


1. Cuping hidung bayi kembang kempis dan napasnya tampak “berat” atau menarik dada kuat-kuat yang menandakan dia menggunakan otot-otot bantu untuk bernapas.
2. Frekuensi napasnya melambat, bibir dan lidah kebiruan (sianosis sentral) yang menandakan bayi kurang oksigen.
3. Napasnya terdengar seperti merintih yang menandakan adanya masalah pernapasan.

DARIPADA CEMAS, LEBIH BAIK:

 
1. Perhatikan frekuensi napas bayi dan gerakan naik turunnya dada.
2. Pasang baby monitor sehingga apabila Anda tidak berada di dekatnya, Anda akan cepat memberikan respons saat mendengar bayi menangis atau batuk-batuk.
3. Terus menyusui untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh plus memperkaya antibodi dalam tubuh bayi. Hal ini akan membuatnya terhindar dari infeksi atau penyakit yang dapat menyerang sistem pernapasannya.

sumber: www.ayahbunda.co.id