Halaman

Disiplin, Percaya Diri, dan Tangguh Adalah Kunci Kesuksesan

Welcome

Living with Integrity (Memercayai,Mengatakan dan Melakukan yang Benar sesuai Panggilan Allah)

29 April 2015

Partuturan Suku Batak Toba

Marga

Marga atau nama keluarga adalah bagian nama yang merupakan pertanda asal keluarga. Nama marga pada kebudayaan Barat dan kebudayaan – kebudayaan yang terpengaruh budaya Barat (yang lebih menonjolkan individu) umumnya terletak di belakang. Kebalikannya, budaya Tionghoa dan Asia Timur lainnya menaruh nama marga di depan karena yang ditonjolkan adalah keluarga, individu dinomorduakan setelah keluarga. Untuk Suku Batak sendiri adalah kelompok kekerabatan menurut garis keturunan ayah atau lebih dikenal dengan istilah Patrilineal. Sistem kekerabatan patrilineal dihubungkan dengan garis keturunan anak laki laki. Maka seorang pria batak merasa hidupnya lengkap jika ia telah memiliki anak laki laki yang meneruskan marganya. Sesama satu marga dilarang saling mengawini yang disebut dengan istilah batak Dalihan Na Tolu atau Dongan Tubu.

Dalihan Na Tolu
pada dasarnya berarti tungku (tataring) yang terbuat dari tiga buah batu yang disusun. Tiga buah batu itu mutlak diperlukan menopang agar belanga atau periuk tidak terguling. Selanjutnya di kemudian hari istilah dalihan na tolu ini dipergunakan untuk menunjuk kepada hubungan kekerabatan yang diakibatkan oleh pernikahan

Tarombo
Tatombo adalah silsilah, asal usul menurut garis keturunan ayah. Dengan tarombo seorang Batak mengetahui posisinya dalam marga. Bila orang Batak berkenalan pertama kali, biasanya mereka saling tanya marga dan tarombo. Hal tersebut dilakukan untuk saling mengetahui apakah mereka saling Mardongan Sabutuha.

Partuturan

Partuturan ialah hubungan kekeluargaan di antara ketiga unsur Dalihan Na Tolu. Sesuai dengan adanya 3 unsur itu maka macam hubungan kekeluargaan pun ada tiga, yaitu:
  • Hubungan dengan Dongan Sabutuha
  • Hubungan dengan Hula – hula
  • Hubungan dengan Boru


Pemaparan mengenai partuturan Batak Toba adalah :
  • Amang Mangulahi : Oppung dari Bapak
  • Inang Mangulahi : Oppung boru dari Ibu
  • Ompung : Ayah dari Bapak
  • Ompung Boru : Ibu dari Bapak
  • Ompung Bao : Ayah dari Mamak
  • Ompung Boru : Ibu dari mamak
  • Amang/ Among : Bapak (orang tua laki-laki)
  • Inang/Inong : Ibu (orang tua perempuan)
  • Amang Simatua (Amang) : Bapak Mertua
  • Inang simatua (inang) : Ibu Mertua
  • Akkang : Abang/Kakak “laki – laki / perempuan” dari “Suami / Istri” saudara kandung
  • Anggi : Adik “laki-laki / perempuan” dari “Suami / Istri” saudara kandung
  • Ito/ Iboto/ Pinaribot : panggilan untuk saudara dari saudarinya
  • Bapa tua/ bapa tua : Abang dari bapak
  • Inang tua : isteri dari abangnya bapak
  • Bapa uda : adik dari bapak
  • Inang uda : isteri adiknya bapak
  • Inang baju : tante atau adik perempuan dari mamak
  • Amang boru : suami dari adik perempuan bapak
  • Namboru : adik perempuan bapak
  • Tulang : saudara laki – laki dari ibu
  • Nantulang : isteri dari saudara laki – laki dari ibu
  • Pariban : panggilan boru dari tulang untuk yang laki-laki / panggilan anak baoa dari amangboru untuk yang perempuan
  • Lae : suaminya saudara perempuan untuk yang laki – laki
  • Tunggane : saudara laki – laki dari istri
  • Eda : saudara perempuan dari suami
  • Amang bao : suami dari Eda / suami dari anak perempuan amangboru
  • Inang bao : isteri dari anak laki-laki tulang
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

Tidak ada komentar: