Halaman

Disiplin, Percaya Diri, dan Tangguh Adalah Kunci Kesuksesan

Welcome

Living with Integrity (Memercayai,Mengatakan dan Melakukan yang Benar sesuai Panggilan Allah)

30 April 2009

Acara Sertijab

3. Pada acara sertijab Kasau (bintang 4), Dispenau mengundang wartawan dari berbagai media untuk meliputi acara tersebut yang tentu saja hal tersebut bagi kalangan keluarga TNI AU merupakan moment yang penting. Namun ternyata jumlah wartawan yang hadir masih lebih banyak pada saat acara sertijab Kapolda Jaya yang hanya level bintang dua. Mengapa hal tersebut terjadi.

Penyampaian sebuah berita juga menyimpan subjektivitas penulis. Bagi masyarakat biasa, pesan dari sebuah berita akan dinilai apa adanya. Berita akan dipandang sebagai barang suci yang penuh dengan objektivitas. Bagi kalangan tertentu yang memahami gerak pers. akan menilai lebih dalam terhadap pemberitaan, yaitu dalam setiap penulisan berita menyimpan ideologis/latar belakang. Seorang penulis pasti akan memasukkan ide-ide mereka dalam analisis terhadap data-data yang diperoleh di lapangan.

Hal ini akan memberikan dampak positif / negatif terhadap pembaca itu sendiri. Pembaca akan lebih memahami mengapakah seorang penulis (atau institusi pers: Kompas, Republika, Suara Pembaruan, Jawa Pos, dan lain-lain) menulis berita sehingga seminimal mungkin menghindari terjadinya respon yang reaksional. Pembaca tidak akan fanatik terhadap salah satu institusi pers dengan alasan ideologi. Artinya, masyarakat akan lebih dewasa terhadap pers.

Beberapa metode yang digunakan untuk menganalisa berita, yaitu analisis isi (content analysis), analisis bingkai (frame analysis), analisis wacana (disccourse analysis), dan analisis semiotik (semiotic analysis). Semuanya memiliki tujuan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan target pelaku analisis.

Pemberitaan mengenai kenaikan pangkat pejabat tertentu di kalangan TNI AU dilihat dari sisi publisitas, universalitas dan objektivitas tidak sama dengan karakteristik pemberitaan yang lain. Pemberitaan tersebut memang tidak akan sama porsinya di setiap media, apalagi skala coverage kedua media di atas adalah lingkup nasional dan pada saat yang bersamaan ada pemberitaan lain yang lebih menarik dan informatif untuk diliput. Lain halnya apabila berita yang disajikan mengenai dunia kedirgantaraan, seperti demo udara, dimana melibatkan emosi dan imajinasi pembaca untuk ikut dalam agenda penulis. Konsep publikasi berita dan liputannya masih harus melalui beberapa tahap (gatekeeper) misalnya pihak redaksi yang masih harus mengedit ulang keseluruhan liputan sesuai dengan kepentingan media dan informasi apa yang dianggap layak atau penting untuk diinformasikan kepada masyarakat, dan apakah ada unsur lainnya yang terikat kepada pemberitaan tersebut.

Selain itu pemberitaan mengenai sertijab Kapolda jauh lebih dekat secara emosional dan sosial dibandingkan dengan pemberitaan sertijab Kasau. Di dalam struktur sosial masyarakat, posisi Kapolda sifatnya lebih dekat kepada semua lapisan masyarakat, semua orang lebih mengenal tugas kepolisian yang memiliki pengaruh langsung terhadap masyarakat sehingga dapat memenuhi karakteristik universalitas. Lain halnya jika yang meliput adalah media internal tentu akan memberikan laporan pemberitaan secara lengkap dan mendalam karena kepentingan dan exposure ke dalam lingkungan TNI AU sangat tinggi.

Jika dilihat dari sisi agenda setting, dapat digolongkan tingkat dua, dimana media memfokuskan diri terhadap karakteristik dari suatu obyek atau masalah tertentu dan media juga menyarankan kepada masyarakat bagaimana mereka harus berpikir terhadap masalah tersebut. Ada dua tipe atribute yang digunakan, kognitif (substansi atau topik) dan afektif (evaluatif atau positif, negatif, netral). Pemberitaan media mengenai sertijab Kasau bisa saja dianggap tidak sesuai dengan agenda media dan agenda publik tapi lebih kepada agenda mengenai kebijakan tertentu, sehingga nilai jual berita tersebut sangatlah kecil, karena koran tetap berorientasi pada profit. Pemberitaan sertijab tersebut bisa saja menjadi isu yang hangat apabila ada pendekatan kepada media yang meliput bukan unsur subyek peliputnya.
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

Tidak ada komentar: