Halaman

Disiplin, Percaya Diri, dan Tangguh Adalah Kunci Kesuksesan

Welcome

Living with Integrity (Memercayai,Mengatakan dan Melakukan yang Benar sesuai Panggilan Allah)

30 April 2009

Tinjauan Surat Kabar

1. Tinjauan Surat kabar Republika dan Suara Pembaruan tentang organisasi perusahaan dan keredaksian kedua koran tersebut, maupun isi serta gaya bahasa dari kedua surat kabar adalah sebagai berikut :

Media massa dan konflik, merupakan dua entitas yang saling berkait, di mana media massa menjadi wadah yang tidak langsung antara pihak yang bertikai maupun bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan akan konflik. Tetapi media massa tidaklah saluran yang pasif, di mana media massa mempunyai tafsiran-tafsiran dan bingkai tersendiri dalam melihat terjadinya konflik, walau bagaimanapun, media massa bertindak berdasarkan konteks sosial dan budaya yang dikembangkan di dalam masyarakat (Arno, 1984).

Setiap media massa mempunyai ideologi yang tercermin dari visi dan misi yang ada. Visi dan misi tersebut pada akhirnya akan terlihat dari produk jurnalistik yang dihasilkan. Republika dan Suara Pembaruan sebagai media massa juga mempunyai ideologinya masing-masing. Republika sebagai media massa yang memiliki ideologi nasionalis agamis (Islami), sedangkan Suara Pembaruan sebagai media massa yang memiliki ideologi nasionalis agamis pula (Kristiani). Dengan menggunakan metode analisis framing model Pan dan Kosicki, peneliti ingin mengetahui ideologi pemberitaan surat kabar Republika dan Suara Pembaruan dalam kontroversi penerbitan majalah Playboy Indonesia. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ideologi yang berbeda akan mengarahkan masing-masing media massa pada bingkai berita yang berbeda pula, karena berita yang dihasilkan merupakan hasil dari subjektivitas-subjektivitas masing-masing redaksi. Ideologi mengkonstruksi subjektivitas redaksi di dalam melakukan framing sebuah berita.

Dalam hal ini terdapat perbedaan dalam membawakan sebuah berita antara surat kabar Republika dan Suara Pembaruan, antara lain :

a. Harian Republika.

Republika sebagai surat kabar yang pada awal pendiriannya didukung penuh oleh ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia) melalui PT. Abdi Bangsa mempunyai keterikatan ideologis dengan kelompok-kelompok Islam yang menjadi sokoguru berdirinya ICMI. Tetapi apakah hal tersebut menjamin Republika akan mempunyai corak yang cenderung memihak kelompok-kelompok Islam juga.

Walau berganti kepemilikan, Republika tak mengalami perubahan visi maupun misi. Namun harus diakui, ada perbedaan gaya dibandingkan dengan sebelumnya. Sentuhan bisnis dan independensi Republika menjadi lebih kuat. Karena itu, secara bisnis, koran ini terus berkembang. Republika menjadi makin profesional dan matang sebagai koran nasional untuk komunitas muslim. Adapun visi dan misi tersebut adalah :

1) Visi. Menjadikan HU (Harian Umum) REPUBLIKA sebagai koran umat yang terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran, damai, cerdas, dan profesional, namun mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan Bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan pemahaman Rahmatan Lil Alamin.

2) Misi. Menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen yang efisien dan efektif, serta mampu dipertanggungjawabkan secara profesional.


b. Harian Suara Pembaruan.

Suara Pembaruan adalah sebuah surat kabar Indonesia yang berbasis di Jakarta. Surat kabar ini terbit pada sore hari. Suara Pembaruan pertama kali terbit pada tanggal 27 April 1961 dengan nama Sinar Harapan yang dikelola oleh PT. Sinar Kasih. Pada tahun 1986, dunia surat kabar Indonesia terguncang, ketika harian umum ini dicabut izin terbitnya nya oleh pemerintah Orde Baru. Namun HG Rorimpandey selaku pemimpin umum, terus mencari cara untuk bisa kembali menerbitkan Sinar Harapan. Akhirnya pada tanggal 4 Februari 1987 setelah melalui negosiasi panjang dengan pihak pemerintah, pengelola diizinkan kembali menerbitkan koran dengan nama baru yaitu Suara Pembaruan dengan nama penerbit baru yakni PT. Media Interaksi Utama dan tentunya susunan personalia redaksi yang juga baru. Koran baru ini memiliki konsep yang tidak jauh berbeda dengan koran sebelumnya termasuk logo dan rubrikasinya.

Ketika menteri penerangan dipegang Muhammad Yunus, ia memberi angin terbitnya kembali Sinar Harapan. Tapi menurut Kattopo, pemilik Suara Pembaruan tak suka dengan hal itu, dan berkat lobi-lobi mereka akhirnya surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP) tak jadi dikeluarkan. Pada waktu dulu Suara Pembaruan dimunculkan karena Sinar Harapan dicabut SIUPP-nya. Sekarang tanpa ada ketentuan SIUPP, akhirnya Sinar Harapan diterbitkan kembali.

Disini tampak jelas bahwa kelahiran dua harian media cetak yang dipelopori oleh tokoh-tokoh dengan latar belakang agama yang berbeda tersebut tentu dengan menyelipkan misi-misi keagamaan dalam bidang politik.
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

Tidak ada komentar: