Coba
perhatikan bayi Anda yang terlelap. Ya, terkadang napasnya tiba-tiba
berhenti sebentar. Lain waktu, napasnya terdengar berbunyi. Kenali pola
napas bayi baru lebih jauh!
1. BERHENTI BERNAPAS
Berhenti bernapas (apnea) paling membuat bunda khawatir. Bagaimana
tidak? Saat tidur, tiba-tiba napas bayi berhenti sekitar 5-10 detik.
Setelah itu, dia bernapas lagi seperti tidak terjadi apa-apa. Kasus
periodic breathing ini normal, dan lebih banyak terjadi pada bayi yang
lahir prematur. Gejala apnea pada bayi prematur: napas berhenti selama
15 detik lalu bernapas lagi. Apnea terjadi karena bayi mengalami
sumbatan pada saluran napas, atau karena sistem saraf pusat yang
mengontrol pernapasannya belum berkembang sempurna.
2. BERNAPAS CEPAT
Bayi bernapas normal, lalu sedetik kemudian bernapas dengan cepat,
kemudian normal kembali. Meskipun belum diketahui penyebabnya, pola
napas ini masih dianggap normal.
Normalnya, frekuensi napas bayi
baru lahir berkisar 40-60 tarikan per menit. Saat ia kepanasan atau
menangis, frekuensi napasnya naik jadi lebih dari 60 tarikan per menit.
Bayi terlihat seperti terengah-engah. Jika ia sudah merasa tidak
kepanasan atau berhenti menangis, frekuensi napasnya akan kembali
normal.
3. GROK, GROK
Selama dalam kandungan, paru
janin terisi cairan amnion (ketuban). Pada saat ibu kontraksi dan bayi
melewati jalan lahir, terjadi penekanan pada parunya sehingga cairan
amnion ini terperas keluar. Pada proses selanjutnya, mekanisme tubuh
bayi akan membersihkan cairan amnion dari paru-paru serta jalan
pernapasannya. Inilah yang menyebabkan napasnya sedikit berbunyi.
Kondisi ini normal dan biasanya sudah tertangani sebelum bayi pulang ke
rumah.
Selain cairan amnion, di dalam saluran napas bayi
terdapat lendir yang fungsinya sebagai saringan untuk mencegah kuman dan
debu masuk ke paru. Bila suhu ruangan dingin –seperti malam atau pagi
hari, atau mengunakan AC– lendir ini akan kental sehingga terdengar
bunyi pada saat bayi bernapas. Bila ada alergi atau infeksi, lendir bisa
bertambah banyak sehingga mengganggu pernapasan bayi. Konsultasikan
dengan dokter cara menanganinya.
KE DOKTER BILA:
1.
Cuping hidung bayi kembang kempis dan napasnya tampak “berat” atau
menarik dada kuat-kuat yang menandakan dia menggunakan otot-otot bantu
untuk bernapas.
2. Frekuensi napasnya melambat, bibir dan lidah kebiruan (sianosis sentral) yang menandakan bayi kurang oksigen.
3. Napasnya terdengar seperti merintih yang menandakan adanya masalah pernapasan.
DARIPADA CEMAS, LEBIH BAIK:
1. Perhatikan frekuensi napas bayi dan gerakan naik turunnya dada.
2. Pasang baby monitor sehingga apabila Anda tidak berada di dekatnya,
Anda akan cepat memberikan respons saat mendengar bayi menangis atau
batuk-batuk.
3. Terus menyusui untuk meningkatkan sistem daya tahan
tubuh plus memperkaya antibodi dalam tubuh bayi. Hal ini akan
membuatnya terhindar dari infeksi atau penyakit yang dapat menyerang
sistem pernapasannya.
sumber: www.ayahbunda.co.id